Dark/Light Mode

Suhu Dingin, Bikin Syahdu Acara Penghormatan Kru KRI Nanggala Di Jerman

Kamis, 6 Mei 2021 20:13 WIB
Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno mengikuti upacara penghormatan terakhir Kru Nanggala-402 di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman. (Foto RM.id/KBRI Jerman)
Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno mengikuti upacara penghormatan terakhir Kru Nanggala-402 di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman. (Foto RM.id/KBRI Jerman)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengundang simpati dan duka mendalam masyarakat internasional termasuk Jerman.

Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, seperti dikutip dari akun Twitternya (@akk) menuliskan, “Saya turut berbelasungkawa kepada keluarga dan rekan dari 53 pelaut Indonesia di kapal selam #Nanggala402 yang tenggelam. Simpati kepada Menteri Pertahanan Prabowo dan Tentara Nasional Indonesia.”

Monumen Kapal Selam Kota Möltenort, Jerman.
 

Tak hanya itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman (Verband Deutscher Ubootfahrer/ VDU) pada 29 April 2021 menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman.

Penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala ini dihadiri Duta Besar (Dubes) RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Konjen RI Frankfurt, Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan, tiga peserta Sesko dari Indonesia, serta Delegasi Task Force RI Mine Counter-Measure Vessel (MCMV) Lemwerder.

Baca juga : Nahan Tangis, Eks Komandan KRI Nanggala-402 Bantah Tak Diperhatikan AL

Selain itu, upacara juga dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel, Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.

Perusahaan inilah yang mengambil alih galangan kapal HDW di Kiel, yang membuat KRI Nanggala-402 pada akhir 1970an sampai awal1980an.

“Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya. Segiat apapun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari,” ujar Michael Setzer, Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman.

Michael Setzer lebih lanjut menyatakan, anggota Asosiasi Awal Kapal Selam Jerman telah memiliki hubungan yang dekat dengan kru Nanggala 402. Bahkan di antara kru Nanggala 402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program Pendidikan di Angkatan Laut Jerman dan masih terus menjalin kontak erat.

Baca juga : Bank Mantap Berikan Santunan Asuransi Keluarga Korban Kru KRI Nanggala 402

“Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami," tambahnya. Ungkapan duka itu seperti diamini rintik hujan yang turun saat upacara berlangsung.

Diselimuti suhu dingin 7 derajat Celsius, suasana duka terasa semakin syahdu dengan iringan terompet yang melantunkan lagu “Ich hatte einen Kameraden“ (Saya Memiliki Seorang Sahabat). Lagu ini biasa mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.

Dubes Havas Oegroseno, yang juga penerima brevet kehormatan surveyor dari Pushidros TNI AL, mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini.

“Atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman," katanya.

Baca juga : Ditjen Otda Kemendagri Bikin Podcast, Bahas Penyederhanaan Birokrasi Daerah

"Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia. Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman,” sambung mantan Dubes RI untuk Belgia itu.

Upacara ini dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen ini dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen ini kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Mereka yang gugur telah memberikan tauladan keberanian, loyalitas, chivalry dalam mengemban tugas kepada kita. Doa kita bersama untuk mereka," tandas Havas Oegroseno.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.