Dark/Light Mode

AST Kirim Ribuan Surat Pesan Ibu-Ibu Turki ke Pemimpin Wanita Dunia

Senin, 10 Mei 2021 11:13 WIB
Surat dari ibu-ibu Turki untuk pemimpin dunia. (Foto: Twitter AST)
Surat dari ibu-ibu Turki untuk pemimpin dunia. (Foto: Twitter AST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga advokasi Hak Asasi Manusia dan Sipil, Advocates Of Silenced Turkey (AST) melakukan gerakan kampanye menyuarakan aspirasi para wanita dan ibu-ibu di Turki yang tertindas.

Targetnya, agar suara kaum perempuan Turki  yang terbungkam itu didengar oleh ribuan pemimpin wanita di dunia pada hari Wanita Sedunia pada 9 Mei 2021.

"5.000 surat dan bunga untuk 5.000 pemimpin wanita di seluruh dunia mewakili suara bagi ribuan ibu yang teraniaya di Turki," tulis AST di laman resminya dikutip Minggu (9/5).

Baca juga : Ahmad Syaikhu Sebut PKS Dan Golkar Punya Stok Pemimpin Nasional Di 2024

Dijelaskan, agar suara para ibu dan wanita di Turki sampai ke para tokoh wanita dunia, para sukarelawan AST di berbagai negara seperti di Amerika, Brasil, Albania, negara-negara Eropa dan Asia berupaya  menjangkau ribuan wanita di seluruh dunia. Selain berkirim bunga, AST juga mengirimkan surat dari ibu-ibu di Turki ke mereka.

"Perempuan Turki selalu didiskriminasi. Terutama para ibu harus membayar harga konflik dan penindasan dengan lebih keras," postingnya.

Selain itu, upaya kudeta yang gagal pada Juli 2016 kebetulan menjadi momen penting dalam sejarah modern Turki, yang diikuti oleh penganiayaan terhadap ribuan orang; di antaranya ada ribuan wanita dan ibu.

Baca juga : KAI Larang Masyarakat Ngabuburit Di Jalur Kereta Api

Tindakan luar biasa yang diambil oleh pemerintah setelah upaya kudeta, konflik politik, dan penganiayaan berat telah melipatgandakan beban para ibu. Karena propaganda pemerintah, para ibu distigmatisasi dan dikucilkan dari masyarakat.

Mereka dihadapkan pada penahanan sewenang-wenang, anak atau suami mereka menjadi korban penghilangan paksa, dan mereka terpaksa mengungsi untuk bertahan hidup. "Para ibu telah kehilangan anak atau nyawa mereka sendiri dalam keadaan yang menyedihkan ini," katanya.

Salah satu surat tersebut berasal dari Sacide Bozan. Bozan diberhentikan dari pekerjaannya di Kementerian Pendidikan Nasional sebagai bagian dari undang-undang yang dilimpahkan untuk menentang Gerakan Gulen, yang di Turki disebut sebagai KHK.

Baca juga : Anak Ayin Ikut Diperiksa Kejagung

Dia telah diadili selama 3 tahun, sedangkan suaminya yang juga seorang guru, telah ditahan selama 3 tahun atas tuduhan yang sama.

Sementara itu seorang wanita bernama Fatma Tuno, sudah selama dua tahun terakhir, mencari suaminya, mantan pegawai Kementerian Perindustrian Yusuf Bilge Tunç, yang tidak terdengar kabarnya sejak dia diculik saat bekerja di grosir untuk menghidupi keluarganya. Hal ini setelah dia dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai bagian dari undang-undang yang dilimpahkan untuk menentang Gerakan Gulen, yang di Turki disebut sebagai KHK. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.