Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Meski Kasus Corona Masih Meroket
Warga Malaysia Ngotot Demo Desak PM Muhyiddin Mundur
Sabtu, 31 Juli 2021 05:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Di tengah pandemi Covid-19 yang terus meroket di Malaysia, kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin digoyang. Warga negeri jiran itu ngotot akan menggelar unjuk rasa, mendesak PM mundur.
Namun Inspektur Jenderal Polisi Acryl Sani Abdullah Sani mengingatkan, siapapun yang ketahuan melanggar Standard Operating Procedure (SOP), akan ditindak tegas. SOP itu diatur dalam Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, atau Undang-Undang 342.
“Peran kami mendukung Pemerintah menekan penyebaran Covid-19. Polisi tetap berkomitmen dan akan terus memantau kepatuhan SOP demi keamanan dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Namun, ancaman hukuman tidak menyurutkan niat mereka melakukan aksi. Pencetus gerakan #Lawan ini, Sekretariat Solidariti Rakyat (SSR), sudah menyebar ajakan turun ke jalan sejak pekan lalu. Mereka berencana menggelar aksi di Dataran Merdeka hari ini pada pukul 11.00 waktu setempat.
Baca juga : 10 Negara Sahabat Tawarkan Bantuan
Mereka menuntut Muhyiddin lengser dari jabatannya, karena dianggap gagal menangani pandemi Covid-19. SSR bertekad menggelar aksi, walau terpaksa melawan aturan terkait penanganan pandemi.
Sebagai ajang pemanasan, SSR juga sudah menggelar konvoi membawa bendera hitam pada pekan lalu di beberapa titik di Malaysia. Selama sepekan ini, kepolisian Malaysia sudah memanggil lebih dari 20 orang dari SSR dan kelompok masyarakat lain terkait konvoi tersebut.
Untuk menekan penularan Covid-19, Malaysia sudah menerapkan lockdown sejak 1 Juni lalu. Namun demikian, kasus Covid-19 di Malaysia masih terus melonjak.
Sebelumnya, pada Kamis (28/7) sebuah survei menunjukkan, angka kepuasan pada Muhyiddin berada di posisi terendah, yaitu 85 persen. Publik disebut menginginkannya meletakkan jabatan. Survei itu digelar Institut Darul Ehsan dari 11-18 Juli 2021, melibatkan 7.986 responden.
Baca juga : Rakyat Malaysia Desak PM Muhyiddin Mundur
Hanya 12 persen yang masih menginginkan Muhyiddin menjabat, dengan 3 persen lainnya mengaku tak bisa memutuskan. Tuduhan kebijakan yang inkonsisten, ditambah hukuman standar ganda, menjadi penyebab pemimpin koalisi pemerintah, Perikatan Nasional (PN) berada dalam tekanan.
Dilansir World of Buzz, kemarin, responden yang berusia 18-66 tahun, mendesak Muhyiddin lengser.
Temuan yang dipaparkan Institut Darul Ehsan sejalan dengan jajak pendapat dari People’s Mood Survey pada Februari lalu. Dalam survei tersebut, 46 responden menginginkan PM Malaysia sejak Maret 2020 turun dari kekuasaan.
Tuntutan itu makin deras sejak parlemen kembali bersidang pada 26 Juli lalu. Bahkan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah juga menyatakan kekecewaan, dan ikut mendesak Muhyiddin mundur.
Baca juga : Kasus Harian Masih Di Atas 5.000, Malaysia Perpanjang Lockdown Hingga 28 Juni
Muhyiddin naik ke kekuasaan pada Februari 2020, setelah menggulingkan koalisi Mahathir Mohamad, Pakatan Harapan (PH). [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya