Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Negara Arab Normalisasi Hubungan Dengan Israel, Khamenei: Mereka Berdosa
Selasa, 26 Oktober 2021 15:59 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemimpin spritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut, negara-negara Arab telah "berdosa" karena telah menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu. Dia pun meminta negara-negara Arab membatalkan kebijakan tersebut.
Tanpa menyebut nama-nama negara Arab yang dimaksud, Khamanei menegaskan, beberapa pemerintahan telah melakukan kesalahan fatal. Yaitu berbuat dosa dengan menormalisasi hubungan diplomasi dengan rezim yang dianggapnya otoriter dan ilegal.
Baca juga : Kalahkan Pasangan India, Nita/Putri Melaju Ke Babak 16 Besar
Menurutnya, normalisasi tersebut bertentangan dengan persatuan Islam. Dia mencoba mendesak agar negara-negara itu segera kembali ke jalan yang benar. "Dan bertanggung jawab atas kesalahan besar ini," ucap Khamenei, dalam sebuah pidato di acara Maulid Nabi Muhammad, di Teheran, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (26/10).
Hingga tahun lalu, baru Mesir dan Yordania yang berhubungan resmi dengan Israel. Tapi kini jumlahnya bertambah. Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko juga sepakat membuka hubungan dengan Israel di bawah mediasi mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca juga : Hubungan Paman Sam Dengan Israel Tegang
Khomenei menegaskan, persatuan umat Islam sangat penting untuk membebaskan Palestina. "Jika persatuan umat Muslim tercapai, masalah Palestina pasti akan bisa diatasi dengan cara terbaik," tegasnya.
Mei lalu, Khamenei menggambarkan Israel sebagai "markas teroris". Sebutan itu merupakan salah satu kecaman lain dari Iran, yang saat ini sedang menegosiasikan pemulihan Perjanjian Nuklir 2015 yang ditentang Israel.
Baca juga : Gandeng Universitas Brawijaya, Bank Sinarmas UUS Wujudkan Program Kampus Merdeka
Saat ini, perundingan nuklir Iran rencananya akan dilanjutkan. Namun begitu, Iran mempersulit jalannya negosiasi dengan mengucilkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dari situs-situs nuklirnya.
Kementerian Luar Negeri Prancis menilai, ini saat yang kritis bagi upaya untuk menyelamatkan perjanjian tersebut. "Adalah krusial bagi Iran untuk mengakhiri semua bentuk aktivitas yang melanggar perjanjian, dan agar segera kembali menaati butir-butir kesepakatan," kata Juru Bicara Kemenlu Prancis, Anne-Claire Legendre. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya