Dark/Light Mode
Dalang Wayang Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Ada persamaan peran antara Prabu Pandu Dewanata dengan Presiden ketiga BJ Habibie. Prabu Pandu adalah bapaknya Pandawa menjadi tokoh sentral dalam peralihan kekuasaan di Kerajaan Prenggondani.
Kekuasaan Prenggondani sebelumnya dipegang oleh Prabu Tremboko. Setelah mengalami krisis politik berkepanjangan, tampuk kekuasaan pindah ke Tetuko atau Gatot kaca.
Prabu Anom Gatot kaca ini kehilangan tokoh besar atas kepergian Presiden ketiga RI BJ Habibie. Walaupun memimpin negeri hanya 17 bulan, BJ Habibie berhasil mengantarkan bangsa ini melewati masa transisi dengan damai.
“Pak Habibie juga melahirkan jabang Tetuko, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar hanya mesem menanggapi komentar Petruk. Kepulan asap rokok tingwe tidak kuasa mengusir kegalauan hati Semar.
Pro kontra revisi UU KPK membuat Semar ikut galau dan prihatin. Mestinya kegaduhan seperti ini bisa dicegah jika para pihak berkomunikasi dengan baik dan tidak saling menyalahkan.
Baca juga : Rebutan Wewenang Mayapada
Ingatan Semar diberi tugas untuk menjemput terlebih dulu Pandu dan Dewi Madrim di kawah Candradimuka. Kawah Candradimuka merupakan tempat hukuman dewa kepada titah manusia yang berbuat kesalahan.
Kawah yang sebelumnya panas oleh kobaran api tiba-tiba adem dengan kehadiran Pandawa. Pada waktu yang bersamaan Khayangan diserang oleh dua raksasa kembar.
Para dewa kalang kabut menghadapi serangan mendadak tersebut. Khayangan porak poranda dan para dewa lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Dalam keadaan kacau balau, Bethara Guru turun ke bumi mencari para Pandawa untuk minta bantuan. Justru ke zaman gugurnya Prabu Pandu Dewanata.
Kocap kacarito, Satria Pandawa men dapat kabar bahwa Prabu Pandu dan Ibu Madrim ditolak para dewa masuk surga. Pandu dianggap luput dan memiliki kesalahan besar semasa hidupnya.
Kesalahan fatal dilakukan Pandu adalah berani meminjam Lembu Andini. Lembu Andini adalah kendaraan pribadi milik Bethara Guru. Perbuatan Pandu dianggap lancang dan menghina para Dewa.
Baca juga : Pindahnya Ibukota Singgelo Puro
Pandu nekad berani pinjam Lembu Andini karena untuk memenuhi permintaan istrinya Dewi Madrim. Konon Dewi Madrim sedang hamil muda dan ngidam naik Lembu Andini.
Sebagai anak Pandu, para Pandawa memiliki kewajiban untuk memindahkan orangtuanya masuk ke surga loka. Bima diberi tugas untuk menjemput terlebih dulu Pandu dan Dewi Madrim di kawah Candradimuka.
Kawah Candradimuka merupakan tempat hukuman dewa kepada titah manusia yang berbuat kesalahan. Kawah yang sebelumnya panas oleh kobaran api tiba-tiba adem dengan kehadiran Pandawa.
Pada waktu yang bersamaan Khayangan diserang oleh dua raksasa kembar. Para dewa kalang kabut menghadapi serangan mendadak tersebut.
Khayangan porak poranda dan para dewa lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Dalam keadaan kacau balau, Bethara Guru turun ke bumi mencari para Pandawa untuk minta bantuan.
Baca juga : Merdeka dari Prabu Joko
Bethara Guru kaget karena Pandawa tidak berada di Amarta. Pandawa di Kawah Candradimuka mene mani orang tuanya yang sedang dihukum. Bethara Guru mengutarakan maksudnya minta tolong Pandawa untuk mengusir dua raksasa.
Pandawa bersedia membantu asal Pandu dan Ibu Madrim diperbolehkan masuk ke surga loka dan diampuni dosa-dosanya.
“Doa seorang anak kepada orang tua yang sudah meninggal makbul, Mo,” sela Petruk membuyarkan la munan Romo Semar.
“Banyaknya rakyat yang meluangkan waktunya dan hadir untuk melepas kepergian Pak Habibie merupakan bukti cinta rakyat kepada pemimpinnya.
Hal ini perlu ditradisikan, Tole,” papar Romo Semar. Selain itu tradisi “ mikul duwur mendem jero” yaitu bagi orang meninggal cerita baik harus diingat dan cerita jelek dipendam dalam-dalam masih relevan dalam budaya kita. Oye. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
