Dark/Light Mode

Kegaduhan Sistem Zonasi Sokalima

Senin, 1 Juli 2019 10:19 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kontroversi kebijakan zonasi dalam rangka penerimaan peserta didik baru (PPDB) menimbulkan kegaduhan di beberapa daerah. Seperti biasa episode berikutnya adalah saling tuding dan menyalahkan. Beberapa tudingan diarahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai pihak yang dianggap bertanggung jawab karena menerbitkan Permendikbud Nomor 51 tahun 2018. 

Saya kenal Pak Muhajir sejak tahun 1992 saat datang ke kampus Goerge Washington University USA. Tidaklah mungkin Pak Menteri gegabah membuat kebijakan merugikan masyarakat luas. Justru tujuan dari sistem zonasi memberikan akses pendidikan secara adil dan merata khususnya bagi masyarakat yang tidak mampu. 

Baca juga : Wilmuko Provokator Rekonsiliasi

Pendidikan merupakan sistem jangka panjang. Ibarat bapak among tani yang menyebar benih padi. Keberhasilan panen padi tidak terlepas dari bapak among tani dalam “nggulo wentah” lahan yang digarap. Kalau lahannya gersang, maka lahan tersebut harus dipupuk dulu. Sistim irigasi diperlukan untuk menjamin kebutuhan air. 

Tidak kalah penting dalam bertanam padi adalah pemberantasan hama agar hasil panen maksimal. Keprigelan bapak among tani akan menentukan berhasil tidaknya panen padi.“Bercocok tanam saja perlu ketekunan dan kesabaran. Apalagi proses belajar mengajar,” sela Petruk sok tahu. Romo Semar tersenyum menanggapi komentar Petruk. 

Baca juga : Pertarungan Sengkuni Dan Widura

Romo Semar sedang bungah hatinya karena proses pemilu yang panjang akhirnya selesai dengan diketok putusan MK dan ditetapkannya Presiden dan Wakil Presiden oleh KPU Minggu kemarin. Kegaduhan sistem pendidikan bukan saja terjadi di republik ini. Zaman pendadaran murid Sokalimo terjadi kisruh dengan diusirnya Karno dari Padepokan. Karno tidak masuk dalam zonasi kasta yang ditentukan oleh Pandito Durno.

Kocap kacarito, Adipati Drestarastro ingin melihat perkembangan pendidikan anak-anaknya Kurawa dan Pandawa. Para satria Kurawa dan Pandawa sudah lama menuntut ilmu di Padepokan Sokalimo milik Pandito Durno. Drestarastro ingin anak-anaknya memiliki kecerdasan dalam tata negara dan keterampilan olah senjata. Tidak semua satria bisa diterima belajar di Padepokan Sokalimo. Hanya satria yang memiliki kasta bisa mengenyam pendidikan elite Hastina. Pada hari yang sudah ditentukan ujian terbuka diadakan di alun-alun kerajaan.
 
Dalam pendadaran Sokalimo, selain adu kecerdasan, ketangkasan akan dipertandingkan olah senjata secara terbuka. Siapa yang menjadi juara itulah yang akan dipilih menjadi siswa teladan. Kecerdasan dalam ilmu tata negara dimenangkan oleh Puntodewa. Ketangkasan olah senjata gada diraih oleh Bima. Sedangkan kecepatan dan ketepatan memanah direbut oleh Harjuno. Drestarastra patut kecewa melihat hasil pendadaran siswa Sokalimo. Semua dimenangkan oleh Pandawa hanya berjumlah lima orang. Sedangkan anaknya Kurawa berjumlah seratus orang tidak satu pun memenangkan pertandingan terbuka.

Baca juga : Begal Jamus Kalimasada

Karno muncul di gelanggang dalam detik-detik terakhir. Karno ingin menantang Harjuno dalam kecepatan memanah. Semua orang yang melihat kedatangan Karno jadi heran ada satria berani menantang kesaktian Harjuno. Melihat keributan di alun-alun, Durno turun tangan dan memeriksa identitas Karno. Setelah diperiksa Karno tidak terdaftar sebagai murid Sokalimo. Durno menolak Karno untuk memasuki gelanggang pertandingan. Karno walaupun pintar dan cerdas tapi tidak masuk zonasi Sokalimo.

“Nasib Karno tragis sekali ya Mo. Walaupun pintar tidak bisa masuk sekolah favorit,” celetuk Petruk. “Benar Tole. Sistem pendidikan yang baik harus tegas dan tidak pilih kasih. Sebuah kebijakan publik tidak akan berhasil tanpa melibatkan berbagai pihak yang terkait,” papar Romo Semar. Sistem Zonasi selain untuk pemerataan, kalau diterapkan dengan benar bisa mengurangi emisi karbon CO2. Semakin pendek jarak tempuh siswa ke sekolah akan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Pengurangan emisi karbon CO2 dari sistim zonasi selain memenuhi asas pemerataan pendidikan, kita berhak mendapatkan karbon kredit. Oye. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.