Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (60)

Mempersiapkan Khaira Ummah (3)

Jumat, 5 Februari 2021 05:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Meskipun pem­binaan budaya dan peradaban harus di­anggap sebagai ses­uatu yang on-going process, tetapi bang­sa ini memerlukan dasar pijakan strategi pengembangan bu­daya yang diformulasikan di dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Ini penting demi viabilitas dan sustain­abilitas kebudayaan Indonesia sebagai warisan luhur bangsa.

Pertanyaan paling awal harus dijawab ketika berbicara tentang pembinaan umat ialah wujud umat dan masyarakat Indonesia seperti apa yang akan disiapkan di masa depan, tanpa harus mengutak-atik negara Pancasila yang sudah establish. Tema ini menjadi sangat penting karena dari sudut pandang pendidikan, berangga­pan bahwa wujud masyarakat masa depan dapat diorder melalui kulrikulum. Dengan kata lain, peran kurikulum sangat penting di dalam mempersiapkan umat sebagai warga bangsa masa depan. Tentu saja kita tidak menafikan peran faktor lain di dalam mewujudkan gagasan dimaksud.

Baca juga : Mempersiapkan Khaira Ummah (2)

Indonesia memiliki posisi penting di dalam mensponsori wacana ini. Bukan hanya untuk bangsa Indonesia sendiri, tetapi juga oleh negara-negara lain. Indonesia bukan hanya sebagai negara muslim terbesar di dunia, tetapi juga mampu menampilkan diri sebagai con­toh yang dapat memadukan antara “masyarakat umat”, “masyarakat global”, dan “negara modern” sebagaimana dika­takan oleh Hillary R. Clinton: “If you want to know Islam, democracy, moder­nity, and women’s rights can coexist, go to Indonesia” (Jika engkau ingin melihat Islam, demokrasi, modernitas, dan hak-hak asasi perempuan hidup selaras, maka datanglah ke Indonesia).

Harapan itu juga terungkap langsung oleh Pangeran Ghazy, keluarga dan pe­nasehat senior Raja Abdullah, Yordania, bahwa Indonesia saat ini paling strat­egis memerankan diri sebagai negara model yang mampu menyandingkan antara modern state dan muslim society. Indonesia juga bebas dari pusat konflik konvensional, yaitu kawasan Israel dan Palestina, penduduk muslimnya terbe­sar, potensi dan sumber daya alamnya melimpah, penerapan sistem demokras­inya sudah selesai, dan didukung posisi geografis yang paling strategis. “Do for the new world!”, katanya.

Baca juga : Mempersiapkan Khaira Ummah(1)

Indonesia pasca Covid 19 sudah se­harusnya memiliki strategi pengemban­gan umat jangka panjang. Bangsa yang tidak menyiapkan generasi selanjutnya maka terancam akan menggadaikan negerinya kepada sebuah negeri yang maju. Apa jadinya masa depan sebuah desa/kelurahan tanpa memiliki kader keumatan yang baik?

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.