Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (57)

Belajar Etika Politik Dalam Shalat Berjamaah (1)

Selasa, 26 Januari 2021 05:01 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelajaran politik paling ideal sesungguhnya terdapat dalam shalat berjamaah. Adalah sangat wajar jika Nabi menyerukan kita untuk shalat berjamaah. Bukan saja pahalanya lebih besar 27 kali dibanding shalat sendiri, tetapi juga mendoktrinkan arti penting sebuah kebersamaan.

Baca juga : Ketegasan Para Ulama (2)

Shalat yang dilakukan secara berjamaah, di dalamnya berisi berbagai ketentuan yang harus diikuti oleh semua pihak dan segala unsur, tanpa membedakan jenis kelamin, umur, etnik, golongan, dan kewarganegaraan. Yang datang lebih awal, berhak mendapatkan shaf pertama, sungguh pun rakyat jelata. Sebaliknya, siapapun yang datang terlambat, baginya shaf terakhir, sungguhpun ia seorang pejabat atau tokoh masyarakat.

Baca juga : Ketegasan Para Ulama (1)

Shalat jamaah memiliki sistem tersendiri. Shalat berjamaah harus dipimpin orang yang paling kredible untuk menjadi pemimpin (imam). Suaranya yang lembut menembus batin, hafalan ayat-ayatnya tidak diragukan, gerakannya terkesan santun, kepribadiannya penuh dengan muru’ah (santun), pakaiannya rapi dan bersih, dan tidak terkesan berlebih-lebihan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.