Dark/Light Mode

Etika Politik Nabi Muhammad SAW (58)

Hak Sosial-Budaya Non-Muslim (1)

Jumat, 29 Januari 2021 05:13 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada masa Nabi, ada seorang laki-laki Yahudi sakit keras, lalu Nabi diberitahu­kan, lalu Nabi memb­esuk dan duduk di samping pemuda itu. Nabi menawarkan, seandainya pemuda itu berkenan untuk mengenal dan masuk agama Islam. Pemuda itu me­natap ayahnya yang kebetulan ada di sampingnya. Ayahnya menyarankan agar anaknya mendengarkan seruan itu dengan mengatakan: Dengarkanlah apa yang disampaikan oleh Abul qasim (Nabi), lalu pemuda itu mengucapkan dua kalimat syahadat. (HR. Bukhari).

Baca juga : Belajar Etika Politik Dalam Shalat Berjamaah (3)

Betapa mulianya perbuatan Nabi menengok orang sakit umat beragama lain dan berusaha membantu merin­gankan bebannya. Tradisi seperti ini diwariskan kepada para sahabatnya. Musailamah al-Kazzab juga diberi kesempatan memamerkan hasil karya sastranya digantung di sisi pintu masuk ka’bah untuk dinilai dan disaksikan orang lain.

Baca juga : Belajar Etika Politik Dalam Shalat Berjamaah (2)

Dalam kesempatan lain, ketika pa­man Nabi, Abu Thalib, meninggal dalam keadaan belum pernah mengucap dua kalimat syahadat, Nabi memerin­tahkan salah seorang putranya, yaitu Ali ibn Abi Thalib, untuk mengurus jenazah ayahnya sampai pada penguburannya dengan baik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.