Politisasi Tubuh Perempuan (1)

Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Hampir sekujur tubuh perempuan sarat dengan mitos. Dari kuku ujung kaki sampai ujung rambut perempuan memiliki makna mistis. Mistikasi tubuh perempuan muncul hampir di semua belahan bumi, tak terkecuali di Indonesia.

Baca juga : Perempuan Sebagai Penggoda: Kodrat atau Persepsi? (3)

Mitos-mitos Yunani Kuno, Mesir Kuno, dan tradisi Sasania, memandang perempuan serba tabu, tidak boleh di­pamer, terutama daerah yang sensitif, berpotensi mendatangkan bala. Organ sensitif tersebut harus diberikan benda-benda magic untuk menolak bala, seperti bagian depan kemaluan dipasang selempang, leher dipasangi kalung, tangan dan kaki dipasangi gelang, jari-jemari tangan dipasangi cincin, bibir diolesi gincu berwarna merah, alis mata diolesi celak (blac shadow).

Baca juga : Perempuan Sebagai Penggoda: Kodrat atau Persepsi? (2)

Lebih repot lagi jika perempuan sedang menstruasi. Ia harus menyem­bunyikan diri di dalam gua atau di daam kemah-kemah menstruasi (menstrual hut), yang bangunannya diabadikan restoran Pizza Hut, beratap merah dan berdinding putih. Ia harus menggu­nakan selop (sandal) karena jika kaki menstruasi menyentuh tanah, diyakini bisa mengundang gempa bumi. Tatapan mata harus dilidungi dengan chodar, karena jika menatap hamparan, padi-padian bisa musnah terserang hama. (Thomas Buckley and Alma Gottlies (Eds), Blood Magic, the Antropology of Menstruation, LA: University Of California Press, 1988).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.