Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ada Tradisi Bau Nyale, Pembalap MotoGP Kudu Nyoba Pepes Nyale
Minggu, 13 Februari 2022 18:34 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Penyelenggaraan tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika ikut membawa keberkahan bagi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mempromosikan potensi pariwisata. Baik itu kekayaan alam, budaya, dan kuliner. Salah satu kekayaan budaya yang juga akan diselenggarakan bertepatan dengan MotoGP adalah Bau Nyale.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah NTB Lalu Lendek Jayadi menjelaskan, Bau Nyale merupakan sebuah tradisi lama milik masyarakat Sasak, yaitu suku terbesar di Lombok pulau seluas 4.725 kilometer persegi (km2) dengan garis pantai sepanjang 1.364 kilometer dan menjadi bagian penting dari NTB.
"Bahasa Sasak, bau artinya menangkap dan nyale adalah cacing laut. Itu artinya, aktivitas masyarakat untuk menangkap cacing laut yang dilakukan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan tradisional Sasak (pranata mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan purnama. Umumnya, antara bulan Februari dan Maret setiap tahunnya," ungkapnya, Minggu (13/2).
Baca juga : Tantangan Bisnis Berubah Cepat, Perusahaan Sawit Kudu Siap-siap
Lalu mengatakan, masyarakat setempat percaya kalau nyale adalah jelmaan Putri Mandalika, anak pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru dalam hikayat kuno Sasak.
Putri Mandalika diceritakan sebagai sosok cantik yang diperebutkan oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok seperti Kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan Beru.
Tak ingin terjadi kekacauan di kemudian hari jika ia memilih salah satu di antaranya, Putri Mandalika pun menolak semua pinangan itu dan memilih mengasingkan diri.
Baca juga : Ada Diskon PPnBM, Penjualan Mobil Honda Tahun Lalu Ngebut
Akhirnya Putri Mandalika memutuskan untuk mengundang seluruh pangeran beserta rakyat di Pantai Kuta, Lombok pada tanggal 20 bulan 10, tepatnya sebelum Subuh.
Seluruh undangan berduyun-duyun menuju lokasi. Putri Mandalika yang dikawal ketat prajurit kerajaan muncul di lokasi. Kemudian dia berhenti dan berdiri pada sebuah batu di pinggir pantai. Tak lama, ia pun terjun ke dalam air laut dan menghilang tanpa jejak.
"Seluruh undangan sibuk mencari, namun mereka hanya menemukan kumpulan cacing laut yang kemudian mereka percayai sebagai jelmaan Putri Mandalika," tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya