Film Batik Girl Ficusia Ajak Anak Muda Sadar Bahaya Narkoba

RM.id  Rakyat Merdeka - Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, bersama dengan Yayasan Cinderella Indonesia dan Second Chance Foundation meluncurkan film animasi Batik Girl Series: Ficusia (Episode I).

Acara ini diadakan di Auditorium, Gedung Utama Politeknik Batam, Rabu, 25 Mei 2022. Misi dari pembuatan film animasi ini adalah menyampaikan kepada generasi muda tentang bahaya narkoba.

Batik Girl Animation Series ini merupakan kegiatan pembelajaran di Politeknik Negeri Batam yang melibatkan 69 mahasiswa lintas jurusan yaitu dari prodi Animasi, Multimedia dan Jaringan, Rekayasa Keamanan Siber, Akuntansi, Administrasi Bisnis, dan Akuntasi Manajerial.

Program tersebut didukung Pemerintah Australia melalui program Alumni Grant Scheme (AGS) dalam Australia Awards in Indonesia. Film ini di buat dalam bahasa Indonesia namun menggunakan subtitle bahasa Inggris.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Mahasiswa PTIK Sosialisasi Bahaya Narkoba Ke Masyarakat

Setelah peluncuran di Batam, Juni ini akan diadakan peluncuran Episode II di Universitas Airlangga Surabaya, dan di lanjutkan peluncuran Episode III di Australia pada Juli 2022.

Penawaran menarik juga disampaikan Konsul Jenderal Republik Indonesia  Johor Bahru Mohamad Rizali Noor. Ia berkomitmen untuk membantu menayangkan Ficusia di Johor Bahru, Agustus 2022. Kemudian, penayangan selanjutnya akan dilaksanakan di Amerika Serikat, September mendatang.

Project Leader Ficusia, Lusi Efriani merasa bangga terhadap mahasiswa Politeknik Batam yang terlibat dalam penggarapan film animasi tersebut.

"Waktu Corona, ada kompetisi di Australia. Saya mendampingi Politeknik Batam dan lolos. Semuanya made in Batam," cerita Lusi.

Baca juga : KPK Fasilitasi Kunjungan Tahanan pada Hari Raya Waisak

Untuk proses pembuatan film dimulai dari November lalu sampai sekarang. Sejauh ini film baru saja ada 1 episode dan akan ada episode-episode berikutnya. Ficusia Episode I hanya berdurasi sekitar 9 menit.

"Tujuan film konsen pada pencegahan dan mengingatkan bahaya narkoba. Film ini kami harap bisa mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia," imbuhnya.

Dalam launching tersebut, turut hadir Founder Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsuddin, perwakilan dari BNN Kepri, para mahasiswa dan juga siswa siswi SMA/SMK di Batam.

Di acara ini, juga diluncurkan hastag #berkaryauntukindonesia sebagai jargon yang bisa digunakan ke segmen milenial.

Baca juga : Usai Dilantik Jadi Wali Kota, Yana Mulyana Berdoa Di Makam Ayahanda

Pembuatan film ini juga melibatkan mitra di Australia. Yaitu Dr Monika Winarnita, Dosen Indonesian Studies School of Humanities and Social Sciences, Faculty of Arts and Education Deakin University dan Dr Marthin Nanere dari Department of Entrepreneurship, Innovation and Marketing (DEIM), La Trobe Business School. Serta Jeremy Jones AM, Director of International and of Community Affairs, Australia/Israel & Jewish Affairs Council.

"Besar harapan kami film ini bisa memberikan kontribusi yang positif tidak hanya untuk Indonesia namun juga bisa memberikan kontribusi untuk dunia serta bisa menjadikan “Batam On The Map," pungkas Lusi yang juga Ketua Yayasan Cinderella Indonesia.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.