Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - GELARAN KTT G20 yang puncaknya akan digelar di Bali, November nanti, terancam ambyar. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengancam tak akan hadir jika Presiden Rusia, Vladimir Putin tetap diundang dan akan hadir di acara tersebut. Sementara itu, Rusia menyampaikan tetap ingin datang ke Bali. Menghadapi tekanan dua negara super itu, Indonesia seperti makan buah simalakama. Tak mengundang Putin salah, mengundang Putin melawan maunya Amerika Cs.
Gelaran KTT G20 kali ini begitu istimewa bagi Indonesia. Karena, kali ini, Indonesia menjadi presidensi atau tuan rumah pertemuan para pemimpin dunia kelompok 20 negara ekonomi besar ditambah Eropa. Biasanya, para pemimpin G20 hadir dalam acara tersebut. Namun, suasananya jadi beda setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Pemerintah pun tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Sejak awal tahun lalu, pemerintah sudah melakukan berbagai persiapan untuk mensukseskan hajatan ini. Promosi pun digencarkan di mana-mana. Presiden Jokowi bahkan beberapa kali mengenakan jaket bertulis G20 dalam rangka promosi.
Namun, gara-gara perang Ukraina-Rusia, peta politik global berubah. Negara-negara anggota kelompok G20 yang tadinya akur, jadi terbelah. Sebagian besar ngeblok ke AS dan mendukung Ukraina. Hanya beberapa yang ikut ke Rusia.
Baca juga : Bank Dunia Jempolin Peran BUMN Atasi Krisis Ekonomi, Indonesia Jadi Success Story
Gara-gara urusan politik global dan perang Rusia Vs Ukraina ini, Indonesia yang menjalankan politik luar negeri bebas aktif, jadi serba salah. Sejak bulan lalu, beberapa negara anggota G20 sudah melakukan tekanan kepada Indonesia agar tidak mengundang Rusia. Teranyar, tekanan datang dari AS. Negeri para koboi itu, terang-terangan minta Rusia ditendang dari G20. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengancam, AS tak akan hadir jika Indonesia masih mengundang Rusia.
“Presiden Biden telah menjelaskan dan saya tentu setuju dengannya. Bahwa Rusia tidak dapat menjadi bisnis seperti biasa, di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/4) lalu.
Baca juga : JCAF #7: Gotong Royong Mendorong Pembangunan Indonesia Melalui Siak Hijau
Yellen menyampaikan, AS ingin agar Rusia dikeluarkan dari G20. “Saya sudah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” tegasnya lagi. Menurut Yellen, Rusia dianggap telah melakukan tindakan tercela dengan menyerang Ukraina.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya