Dark/Light Mode

Guru Besar Unika Atma Jaya Ajak Konsumen Berperilaku Berkelanjutan

Jumat, 11 Agustus 2023 17:01 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali melakukan pengukuhan Guru Besar di tahun 2023.

Mereka yang dikukuhan adalah Prof. Dwinita Laksmidewi, Guru Besar bidang Ekonomi Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di Auditorium Gedung Yustinus, Kampus Semanggi, Jakarta, Jumat (11/8).

Prosesi pengukuhan Guru Besar dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya, Prof. Aloisius Agus Nugroho.

Dalam sambutannya, Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko memberikan apresiasi kepada Prof. Dwinita.

“Kualitas cuaca di Jakarta yang sangat buruk di beberapa hari terakhir adalah ulah manusia, ulah kita sendiri. Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi ini yaitu dengan mendorong dan menuntut konsumen untuk berperilaku berkelanjutan. Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dwinita sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini,” ucap rektor.

Baca juga : Telkom Komitmen Dukung Pembangunan Berkelanjutan

Dengan ini secara resmi Unika Atma Jaya menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 27 Guru Besar tetap.

Diharapkan dapat menjadi penyemangat dosen-dosen tetap lain di Unika Atma Jaya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan berjuang untuk menjadi Guru Besar.

“Walaupun jumlah profesor yang mengajar di Unika Atma Jaya cukup banyak, karena memang sudah menjadi profesor saat masuk ke Unika Atma Jaya. Produktivitas Unika Atma Jaya dalam beberapa tahun kebelakang untuk mencetak Guru Besar dapat menjawab kekhawatiran terhadap jumlah Guru Besar tetap yang dimiliki,” ungkap Prof. Aloisius.

Dihadiri keluarga dan kolega, Prof. Dwinita menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Peran Keilmuan Pemasaran dalam Mendorong Perilaku Konsumen Berkelanjutan untuk Mendukung SDGs".

"Perilaku konsumen yang berkelanjutan adalah tindakan konsumen yang berdampak pada pelestarian lingkungan. Artinya konsumen yang secara sukarela memilih produk-produk yang ramah lingkungan,” ucap Prof. Dwinita.

Baca juga : Unika Atma Jaya Kucurkan Beasiswa Mahasiswa Rp 30 Miliar

Menyoroti kesenjangan yang terjadi antara sikap dan perilaku konsumen terhadap berkelanjutan atau sustainable.

Terdapat tiga kelompok konsumen, yaitu Fresh Green Young Consumer, Light Green Young Consumer, dan Dark Green Young Consumer.

Lingkungan penting bagi mereka, tetapi keputusan dan perilaku pembelian dapat berbeda tergantung pada pemahaman pentingnya untuk berkelanjutan.

“Dari kelompok konsumen yang ada, kelompok konsumen muda "light green" menjadi responden terbanyak.

Mereka mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak selalu tercermin dalam keputusan pembelian.

Baca juga : Upaya dan Komitmen MedcoEnergi Bangun Bisnis Berkelanjutan

"Inilah yang disebut oleh banyak peneliti sebagai kesenjangan sikap dan perilaku,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup Prof. Dwinita mengajak pelaku industri untuk mengantropomorfiskan alam.

“Sifat antropomorfis mempengaruhi perilaku berkelanjutan. Ini berarti bahwa semakin konsumen beranggapan bahwa alam mempunyai kesamaan dengan manusia maka akan semakin tinggi keinginan untuk berperilaku berkelanjutan," ujarnya.

“Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi manusia, seperti gunung yang marah, ikan-ikan di laut yang menderita, hutan yang meminta tolong akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam," tandas dia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :