Dark/Light Mode

MaxOne Loji Kridanggo Hotel Boyolali Gelar Tradisi Sadranan

Kamis, 29 Februari 2024 19:55 WIB
Pendiri Maxone Hotel Loji Kridanggo, Boyolali, Aloys Sutarto (tengah) mengikuti ritual makan bersama atau disebut juga Kembul Bujono dan Tasyukuran dalam rangkaian Tradisi Sadranan yang diadakan di Boyolali, Jawa Tengah. (Foto: Ist)
Pendiri Maxone Hotel Loji Kridanggo, Boyolali, Aloys Sutarto (tengah) mengikuti ritual makan bersama atau disebut juga Kembul Bujono dan Tasyukuran dalam rangkaian Tradisi Sadranan yang diadakan di Boyolali, Jawa Tengah. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tradisi Sadranan atau Nyadran adalah kegiatan sosial spiritual yang merupakan momen bagi masyarakat Boyolali khususnya dan Jawa umumnya, yang eksis sampai sekarang dari sejak ratusan tahun lalu. Perayaan ini menjadi katalis untuk memperkuat silatuhrami antar keluarga dan hubungan kekerabatan antarwarga.

Pergelaran ritual nyadran atau sadranan berlangsung dua kali setahun, yaitu pada bulan Ruwah dan Sapar pada penanggalan Jawa.

Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa membersihkan makam leluhur, nyekar (tabur bunga), dan puncaknya berupa kenduri selamatan / berdoa di makam leluhur.

Dalam spirit yang sama, masyarakat Tionghoa juga akan melakukan ritual yang sama dengan Nyadran, yang dikenal sebagai Qing Ming/Ceng Beng dalam dialek Hokkian, atau sering disebut Cengbengan, yang puncaknya pada awal April berdasarkan kalender Masehi.

Baca juga : SIM Keliling Kabupaten Bogor 29 Februari, Hadir di SPBU Cibanteng

MaxOne Hotel Loji Kridanggo@Boyolali terus menggali dan berperan serta mempertahankan serta mengembangkan kearifan lokal (local wisdom) baik adat, seni dan budaya. “Tahun lalu kami berhasil menggelar festival tumpeng yang  kedua yang diikuti oleh perwakilan PKK se-Kabupaten Boyolali, kami juga mensponsori upacara adat kirab tadisi  Nyadran atau Sadranan bertempat di dukuh Dungus, Kelurahan Seboto” ujar Aloys Sutarto, seorang pengusaha kelahiran Boyolali yang juga pendiri Maxone Hotel Loji Kridanggo.

Untuk tahun ini, Maxone Hotel Loji Kridanggo yang berada di pusat kota Boyolali juga ikut menggelar prosesi Tradisi Sadranan atau Nyadran ini pada tanggal 27 Februari.

Untuk prosesi, turut diundang dan hadir adalah teman teman pada waktu kecil Aloys Sutarto yang sejak mereka dewasa telah berpisah untuk merantau, yang saat ini tinggal di Jabotabek, Semarang, Jogjakarta, Surabaya dan kota lain untuk nyekar.

Bersama-sama dan napak tilas perjalanan semasa usia anak-anak, pada sore harinya dilanjutkan semua peserta boleh mengundang teman sahabat yang masih tinggal di Boyolali, sehingga total peserta lebih dari 50 orang.

Baca juga : SIM Keliling Kabupaten Bogor Jumat 23 Februari, Hadir di Mitra 10 Cibinong

Tradisi Nyadran dimulai tepat pada pukul 16.00 WIB. Kirap tenong mengawali kegiatan ini. Kirab Tenong membawa tumpeng  lengkap dengan lauk pauk dan ayam ingkung serta minuman & makanan ringan tradisional. Kirab atau arak-arakan dimulai dari Halaman Hotel masuk ke Pintu Utama dan selanjutnya menuju ke Ruang Sky Lounge yang menghadap ke pemandangan nan indah sisi barat terbentang pemandangan Gunung Merapi & Merbabu yang terletak di Lantai 8, menuju ke tempat upacara adat dilangsungkan.

Kegiatan kedua dalam rangkaian Nyadran ini adalah Ujub. Ujub merupakan tahap di mana Pemangku Adat/modin/pendoa menjelaskan maksud kegiatanin diadakan.

Kemudian Doa, Pemangku Adat/modin/pendoa memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal. Setelah itu, dilanjutkan dengan makan bersama atau disebut juga Kembul Bujono dan Tasyukuran.

Tata cara pelaksanaan tradisi nyadran arti disini tidak hanya sekedar ziarah ke makam leluhur tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong royong, pengorbanan, ekonomi, menjalin silaturahmi, dan saling berbagi antar masyarakat di suatu lingkungan.

Baca juga : SIM Keliling Kabupaten Bogor Kamis 22 Februari, Hadir di SPBU Cibanteng

Tradisi Nyadran dilakukan dengan kearifan lokal masing-masing sehingga di beberapa tempat terdapat perbedaan-perbedaan dalam prosesi pelaksanaannya. Dalam perjalanannya terdapat pengembangan-pengembangan dalam prosesi Nyadran, yakni dengan memasukkan unsur-unsur budaya, salah satunya yakni dengan menampilkan Kirab Tadisi Nyadran atau kirab tenong sebagai unsur kebersaman. Nyadran termasuk sebagai salah satu tradisi menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, yaitu bulan Syaban pada kalender Hijriyah.

Salah satu peserta Bayu Santoso yang telah lama menetap di Tangsel (Tangerang Selatan) mengatakan “Meski diadakan secara sederhana di hotel, rangkaian acara Nyadran tersebut cukup khidmat, menarik dan menyita perhatian pengunjung, yang seakan terbawa kembali ke masa lalu.  

Momen ini menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antarwarga serta mengenalkan tradisi lokal kepada para tamu yang datang dari berbagai daerah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.