Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Februari-Maret, 5 Wilayah Jakarta Rawan DBD
Hati-Hati, DBD Mengintai Warga Jakarta
Senin, 21 Januari 2019 08:46 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Warga DKI Jakarta harus ekstra hati-hati. Memasuki bulan Februari dan Maret 2019, wilayah ibukota diprediksi rawan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan data prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara di lima wilayah DKI Jakarta.
"Di bulan Januari, yang masuk dalam kategori waspada adalah wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti dalam keterangan tertulis, Minggu (20/1).
DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau minggu setelah musim hujan pada awal tahun 2019 ini. Karena itu, kehati-hatian harus terus ditingkatkan.
Baca juga : Lampung Utara Diguncang Gempa M4,4
Dijelaskan, sepanjang tahun 2018, DKI Jakarta mencatat 2.947 kasus DBD (Insidence Rate/IR = 28,15/100.000 penduduk) dengan dua kematian (Case Fatality Rate/CFR= 0,07 persen).
Pada 2018, wilayah yang memiliki IR tertinggi di Jakarta adalah Kepulauan Seribu, sebesar 41,4/100.000 penduduk, disusul Jakarta Barat 37,0/100.000 penduduk. "Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat harus bekerja sama mengantisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD ini," kata Widyastuti.
Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya menyebarluaskan informasi kemasyarakat menggunakan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) atau media sosial yang ada tentang waspada DBD dan pengendaliannya, yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu, juga diperlukan peningkatan sistem kewaspadaan dini penyakit DBD, melalui penguatan jejaring pelaporan kasus berbasis rumah sakit.
Baca juga : Istri Ustad Maulana Meninggal Dunia
Pemprov DKI bekerja sama dengan BMKG, dalam pengembangan model prediksi angka DBD berbasis iklim, yang dapat diakses melalui https://bmkg.dbd.go.id/. Pemodelan ini merupakan bentuk sistem kewaspadaan dini yang dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dalam rangka antisipasi.
"Kita harus melakukan tindakan preventif, dengan melakukan upaya-upaya pengendalian DBD. Antara lain, dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, plus kegiatan lainnya dalam mengurangi gigitan nyamuk," terang Widyawati.
Ia menambahkan, pemeriksaan jentik oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dilakukan minimal seminggu sekali. Biasanya, setiap hari Jumat.
Baca juga : Kepulauan Sangihe Digoyang Gempa M5,2
Selain itu, juga perlu ditingkatkan Peningkatan Peran Jumantik Cilik/Jumantik Sekolah dalam kegiatan PSN. Baik di sekolah maupun tempat tinggalnya. "Serta pemutusan mata rantai penularan dengan fogging. Fokus pada kasus DBD dengan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) positif," kata Widyastuti. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya