Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bandingkan Anak Priok dan Menteng

Yasonna Kena Semprot

Sabtu, 18 Januari 2020 07:06 WIB
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kanan). (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kanan). (Foto: Patra Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly disemprot Politisi Nasdem, Ahmad Sahroni dan warganet. Gara-garanya, politisi banteng itu membanding-bandingkan perilaku anak Tanjung Priok dan Menteng.

Dalam kunjungannya ke Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1), Yasonna mengatakan, kemiskinan sumber dari segala tindak kriminal. Dia mencontohkan, anak yang lahir di wila yah Tanjung Priok memiliki perilaku keras. Sedangkan anak yang terlahir di Menteng akan tumbuh sebaliknya.

“Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi, coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” tutur Yasonna.

Sahroni merasa tersinggung dengan ucapan Yasonna itu. Dia meminta, Yasonna menarik ucapannya. Pasalnya, tidak semua anak Tanjung Priok kriminal. Yasonna diminta lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Karena yang bersangkutan pejabat publik.

Baca juga : Sahroni: Stigmatisasi Priok, Yasonna  Pakai Data Usang

“Pernyataan seperti ini kurang cakap muncul dari seorang Menkumham. Memang benar banyak kriminal muncul dari wilayah yang miskin, namun beliau tidak boleh generalisasi,” tegas Sahroni.

Sahroni merupakan penduduk asli Tanjung Priok. Meskipun hidup di Priok keras, tidak otomatis membuatnya terjerumus ke lingkaran kriminal. “Saya berasal asli dari Tanjung Priok lahir dan besar di sini dengan kawasan daerah preman. Namun hal ini bukan berarti saya preman,” sindirnya.

Dia menegaskan, perilaku masyarakat tidak bisa digeneralisasi berdasarkan daerah asalnya. Baik tidaknya seseorang, kembali lagi kepada individu masing-masing.

Di dunia maya, omongan Yasonna juga banyak dikritik. Akun @chyo budii menganggap kriminalitas di daerah utara Jakarta itu masih receh. “Iye Pak iye. Soalnya di Menteng bukan lahir lagi. Udah langsung biangnya yang penjahat. Makanya di Priok sisaan kemiskinan. Soalnya hartanya abis di makan sama koruptor yang biangnya di Menteng,” cuitnya.

Baca juga : Cegah Kebocoran Anggaran, Menteri Teten Fokus Benahi Internal

Akun @1qbalsaputra meminta Yasonnya merasakan langsung kondisi di Tanjung Priok. Dia bahkan mengajak Menkumham meluangkan waktunya untuk berjalan-jalan. “Sini Kak ke Priok, mari. Saya bakal bonceng motor pas macetnya kontainer biar bisa dijaga mulutnya. Menteng kriminal korupsi loh,” sindirnya.

Akun @my_dmay justru menganggap Priok daerah yang aman. “Dulu kalau mau ke Priok suka diwanti hati-hati, karena orangnya jahat-jahat. Tapi alhamdulillah sampe sekarang belum ada kenapa-napa, atau sesuatu yang hilang di Priok,” katanya.

Akun @PunyaPuzi to the point. “Kalo sudah tahu Tanjung Piok miskin ya dibantu gitu loh! Diprioritaskan dalam mengatasi kemiskinan, jangan cuma komentar doang!” pintanya.

Lebih parah komentar @AliWardardana. Akun ini mengatakan pernyataan Yasonna menyudutkan pimpinannya. “Waduh, Pak @Kiyai_MarufAmin yang notabene Wapres juga tinggal di Tanjung Priok loh Pak. Rasanya kurang elok nih bicara Pak Yasonna. Hmm gimana nih Pak @jokowi?” cuitnya.

Baca juga : Pertamina Salurkan Bantuan Banjir dan Longsor di Bogor

Menanggapi hal tersebut, Yasonna meminta para pengkritiknya belajar lebih luas, dan memahami pernyataannya secara utuh. “Saya ini kriminolog. Profesor kriminologi. Jadi jelas apa yang saya sampaikan itu sesuai kaidah keilmuan saya. Jangan diputar balik,” tegasnya.

Politisi PDIP itu justru menuding orang yang mengkritik pernyataannya tidak melihat secara utuh apa yang disampaikan.

“Sama seperti kemarin saya menjelaskan tentang faktor kriminogenik dari pada kejahatan. Mencontohkan orang yang dibesarkan di slum area dengan yang bukan. Memberi komentar seharusnya lihat dulu secara utuh apa yang disampaikan. Jangan diputar balik,” imbuhnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.