Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antrean Mengular Di Stasiun Dan Bandara

Rapid Test Antigen Memicu Kerumunan

Rabu, 23 Desember 2020 06:30 WIB
Warga mengantre untuk mengikuti rapid test antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (22/12)  Foto Mohamad Qori
Warga mengantre untuk mengikuti rapid test antigen di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (22/12) Foto Mohamad Qori

RM.id  Rakyat Merdeka - Layanan deteksi virus corona, rapid test antigen, di Stasiun perlu diperbaiki. Sebab, banyaknya calon penumpang melakukan tes Covid-19 itu, memicu antrean dan kerumunan

Pantauan Rakyat Merdeka, Senin siang (21/12) di Stasiun Gambir, antrean penumpang melakukan rapid test antigen, cukup panjang. Hal itu berdampak pada penuhnya kursi tunggu, sehingga membuat penumpang mengabaikan kewajiban menjaga jarak. Bahkan, calon penumpang yang tidak kebagian kursi, terpaksa duduk di beton pembatas.

Antrean itu terjadi akibat panjangnya tahapan untuk rapid test antigen. Tahapan itu meliputi, mengambil nomor antrean, menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), menuliskan nomor ponsel, menunjukkan kode pemesanan tiket, antre pembayaran, dan proses tunggu pengambilan sampel.

Pemerintah mewajibkan semua pelaku perjalanan jarak jauh untuk melampirkan hasil rapid test antigen. Kebijakan ini diambil untuk menekan laju penularan Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Syarat wajib melampirkan hasil rapid test antigen untuk penumpang kereta api, sebenarnya baru berlaku, Selasa (22/12). Tetapi, sejak Senin (21/12), layanan ini telah dibuka. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan layanan rapid test antigen dengan tarif Rp 105.000 untuk calon penumpang. Masa berlaku rapid test antigen itu cuma 3 hari. Bagi penumpang berusia di bawah 12 tahun, tidak diwajibkan syarat ini.

Calon penumpang kereta api jarak jauh, lewat akun Twitternya, @asmaraism bercerita pengalamannya melakukan rapid test antigen di Stasiun Gambir. “Antreannya lumayan, disarankan H-1 atau H-2 rapid nya biar nggak terlalu antre. Jangan nekat rapid test antigen di hari H keberangkatan,” sarannya.

Kejadian serupa terjadi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Antrean memanjang mulai siang. Untuk mengurainya, petugas PT KAI mengatur calon penumpang dengan melakukan pengelompokkan. Setiap kelompok 5 orang. Sisanya, mengantre di belakang menunggu giliran. KAI juga membuka tenda untuk melindungi calon penumpang dari panas matahari.

Baca juga : Terminal Kampung Rambutan Mulai Wajibkan Rapid Test Untuk Awak Bus Dan Penumpang

“Harus sehari sebelumnya biar nggak terlambat keretanya,” ungkap Herno, karyawan swasta yang hendak ke Jawa Tengah ini.

Herno mengaku, tidak keberatan dengan kewajiban rapid test antigen. Harganya masih masuk akal. Tetapi, menurutnya, tahapan pengujiannya perlu diperbaiki. Jangan sampai menimbulkan antrean panjang, yang justru meningkatkan potensi penularan.

Kepala Stasiun Senen, Dananjaya membenarkan terjadi antrean panjang pada kegiatan rapid test antigen. Namun, dia memastikan, prosesnya tetap mematuhi protokol kesehatan. “Kami menambah petugas untuk mengurai antrean dan mempercepat proses pengujian,” ujarnya.

Sebelumnya, Corporate Secretary PT KAI, Dadan Rudiansyah menjelaskan, PT KAI menyediakan 9 stasiun untuk masyarakat yang ingin naik kereta api jarak jauh. Untuk masyarakat yang ingin melakukan rapid test antigen, pihaknya sudah bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).

Kebijakan ini sesuai Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19. Dan, Surat Edaran Kemenhub Nomor 23 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian Selama Masa Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 dalam Masa Pandemi Covid-19.

Ngantre Di Bandara Selain di stasiun, antrean panjang penumpang yang ingin rapid test antigen juga terjadi di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Senin (21/12) pagi. Antrean mengular di sepanjang Stasiun Kalayang. Panjangnya antrean itu, membuat calon penumpang, bernama Endi, membatalkan melakukan rapid test antigen di bandara.

Endi menilai, petugas tidak siap mengantisipasi membludaknya calon penumpang yang ingin menjalani tes. Saking banyaknya yang mau ikut tes, nomor antrean ditulis manual pakai kertas. “Maunya tes sehari sebelum keberangkatan biar nggak repot, eh ternyata antre banget begini,” keluhnya.

Baca juga : Soal Syarat Rapid Tes Antigen Untuk Penumpang, KAI Masih Nunggu Keputusan Pemerintah

Sejumlah penumpang, lewat media sosial juga mengeluhkan antrean yang menumpuk di Bandara Soetta.

President Director PTAngkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengakui, banyaknya jumlah calon penumpang pesawat yang melakukan rapid test antigen di Airport Health Center Terminal 2 dan Terminal 3.

Menurutnya, untuk menghindari penumpukan, pihaknya menyediakan tiga alternatif. Pertama, calon penumpang pesawat melakukan pre-order service melalui aplikasi Travelation (https://travelation.angkasapura2.co.id) untuk memilih jadwal tes.

Kedua, calon penumpang pesawat dapat melakukan tes PCR atau rapid test antigen di dalam kendaraan secara drive thru di tiga lokasi, yakni di lapangan parkir area Terminal 3 domestik, di area parkir Terminal 1B, dan di area parkir Terminal 2D. Dan, ketiga, calon penumpang pesawat dapat langsung menuju Airport Health Center Terminal 3 (SMMILE Center) dan Terminal 2 (Shelter Skytrain) untuk melakukan tes (walk in service), seperti yang sudah dilakukan saat ini.

“PT Angkasa Pura II berusaha menjaga penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta untuk tetap bebas repot, bebas stres, dan bebas kebingungan,” jelas Awaluddin.

Terminal Tertib Pengelola Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur telah merealisasikan aturan mewajibkan rapid test antigen bagi calon penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Sebelum naik bus, petugas memeriksa surat hasil rapid test antigen calon penumpang. Bagi yang belum memiliki hasil tes, calon penumpang diarahkan ke posko layanan di lobi terminal untuk ikut tes. Biayanya, Rp 85 ribu per orang.

Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan, Made Jhoni menyampaikan, pelaksanaan layanan rapid test antigen berlaku hingga 8 Januari. Pelaksanaannya, melibatkan tim medis dari Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Baca juga : Kemenkes Ancam Sanksi RS Bandel

“Yang terbukti reaktif Covid19 langsung dicegah, dan menjalani Swab di puskesmas terdekat,” kata Made dalam keterangannya.

Petugas Puskesmas Kecamatan Ciracas, Beny Pardede menjelaskan, setiap hari ada tujuh petugas yang siaga melayani rapid test antigen untuk awak bus dan calon penumpang.

Ridho, calon penumpang tujuan Palembang, Sumatera Selatan mengaku, terbantu dengan penyediaan pos layanan rapid test antigen di terminal. Sebab, layanan itu membuat dirinya tidak perlu repot pergi ke tempat lain.

“Saya setuju saja. Nggak susah juga. Tes ini kan demi keamanan dan kenyamanan bersama agar Covid-19 dapat dikendalikan,” akunya.

Situasi serupa juga terjadi di Terminal Bus Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur. Di terminal ini, pelaksanaan rapid test antigen, berjalan baik. Proses pendaftaran dan tes, berjalan singkat, tanpa ada antrean. Lokasi pengecekan dokumen terletak di lantai mezzanine, tepat di bawah blok B di ruang tunggu keberangkatan.

“Pengecekan per penumpang, nggak sampai 5 menit. Karena form tinggal input data. Daftar data penumpang sudah ada dari penyedia jasa angkutan. Pembelian karcis lewat online, jadi lebih mudah,” kata Komandan Regu (Danru) Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Mujib Tambrin, kemarin. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.