Dark/Light Mode

Tahapan Pilkada 2020 Belum Selesai

Ingat, Jangan Arak-arakan Yang Memicu Kerumunan

Jumat, 11 Desember 2020 06:15 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian. (Foto: ANTARA)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian. (Foto: ANTARA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berdasarkan pemantauan dan evaluasi dari berbagai pihak, penerapan protokol kesehatan (prokes) pada tahap pemungutan suara di Pilkada Serentak 2020
cukup baik.

Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. Menurutnya, Satgas Penanganan Covid-19 memberikan penilaian cukup tinggi, rata-rata pada angka 89-96 persen.

“Kita melihat masyarakat cukup disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” ujar Tito di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, kemarin.

Meski demikian, Tito berpesan, tahapan pilkada belum selesai. Masih ada tahapan berikutnya, yakni rekapitulasi hasil penghitungan suara hingga penetapan pasangan calon terpilih.

Untuk itu, dia mengingatkan, pasangan calon pemenang Pilkada 2020 jangan mengumpulkan massa menggelar pesta kemenangan. Sebab, hal tersebut melanggar prokes dan berpotensi memunculkan penularan Covid-19.

Baca juga : Kapolri : Pilkada Serentak 2020 Berjalan Aman Dan Lancar

“Tak perlu membuat konvoi atau arak-arakan yang menciptakan kerumunan dan berpotensi menimbulkan penularan Covid-19. Tahapan belum selesai, masih ada tahapan selanjutnya. Tunggu saja keputusan akhir dari lembaga berwenang,” tegasnya.

Pensiunan Jenderal Polisi ini meminta Bawaslu dan aparat keamanan berani menindak tegas jika terjadi pelanggaran protokol kesehatan (prokes) pasca-pemungutan suara.

Tito mengatakan, salah satu alat ukur kesuksesan pelaksanaan Pilkada 2020 adalah aman dari gangguan konvensional, seperti tindakan anarkis, konflik dan sebagainya, serta aman dari penularan Covid-19.

Karena itu, para kandidat, tim suksesnya serta masyarakat harus tetap mematuhi prokes usai pemungutan suara.

“Kesuksesan ini merupakan berkat sinergi dan kerja sama dari seluruh pihak yang selalu mengikuti dan memonitor tahapan demi tahapan dalam pilkada kali ini,” tandasnya.

Baca juga : Gelora Minta Pemenang Rawat Rakyat Yang Resah

Sementara, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ede Surya Darmawan mengaku, banyak mendapat laporan terkait kerumunan masyarakat di hari pencoblosan Pilkada 2020.

“Kalau dilihat di beberapa TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang fotonya dikirim dari teman-teman di daerah, kurang bagus menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Ede di acara diskusi virtual yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, di hari pencoblosan, masih banyak masyarakat yang berkerumun dan berhimpitan saat melihat daftar nama pemilih. Tempat duduk para petugas TPS dan para pemilihnya pun jaraknya kurang dari satu meter. Hal tersebut berpotensi memunculkan terjadinya penularan Virus Corona.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini pun menyarankan pemerintah melakukan tracing lewat rapid test dan swab test kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya klaster penularan baru di tengah masyarakat.

“Saya sarankan kepada petugas KPU untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan dan segera melakukan tes untuk mengetahui kondisinya. Dengan demikian, bisa mempersingkat agar tidak ada proses penularan,” imbaunya.
Ede menilai, hingga kini masyarakat masih belum disiplin menerapkan prokes, khususnya menjaga jarak saat berada di tempat-tempat umum.

Baca juga : NasDem & Hanura Ajak Masyarakat Jauhi Isu SARA

Dia berharap, masyarakat tidak membuat kerumunan dan tetap menjaga jarak apabila berada di ruang publik, meski saat ini sudah ada 1,2 juta vaksin Covid-19 yang siap digunakan.

Ede meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi penularan Virus Corona dengan menerapkan prokes 3M, Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun serta Menjaga jarak dan menghindari kerumunan, secara ketat.

Terkait program vaksinasi Covid, dia meminta masyarakat tidak perlu ragu terhadap vaksin Covid-19. Ede bilang, manfaat vaksin telah terbukti mencegah virus dan bakteri yang menyerang tubuh manusia.

“Vaksin adalah upaya protektif yang spesifik terhadap penyakit tertentu. Ini salah satu metode kesehatan masyarakat yang sudah berlangsung kurang lebih sekitar 200 tahun. Artinya, sudah jelas efikasinya,” kata Ede.

Selain itu, lanjut Ede, pemerintah juga sudah mempunyai pengalaman yang cukup banyak dalam menjalankan program imunisasi. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.