Dark/Light Mode

Ferdinand Hutahaean Dorong Kapolri Sikat Pungli Dan Premanisme Di Luar Pelabuhan

Selasa, 15 Juni 2021 10:41 WIB
Ferdinand Hutahaean Dorong Kapolri Sikat Pungli Dan Premanisme Di Luar Pelabuhan

RM.id  Rakyat Merdeka - Aktivis Hukum Sosial Politik Nasional, Ferdinand Hutahaean mendukung penuh upaya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui jajarannya untuk membasmi premanisme dan pungutan liar (pungli) yang belakangan ini menjadi isu utama di wilayah Tanjung Priok.

Menurutnya, pungli yang sangat masif dan dominan, bukan hanya meresahkan pengemudi truk saja, namun juga masyarakat secara umum.

Sebagaimana diketahui, isu soal pungli dan premanisme itu menjadi pembahasan khalayak ramai ketika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba menelpon Kapolri dan menyampaikan keluhan para pengemudi dan pekerja di lingkup pelabuhan Tanjung Priok, soal banyaknya pungli di jalan yang merugikan mereka.

Dampaknya, tak perlu menunggu 24 Jam, Polri langsung menggelar operasi secara nasional memberantas premanisme yang mengganggu distribusi barang di seluruh wilayah NKRI.

Baca juga : Penegakan Hukum Kunci Pemberantasan Pungli di Pelabuhan

“Kita patut apresiasi dan beri dukungan kepada Presiden dan kepada Polri yang merespon cepat keluhan para pengemudi truk tersebut,” ujar Ferdinand dalam siaran pers, Selasa (15/6).

Namun, kata Ferdinand, pasca penindakan tersebut, kemudian beredar video yang viral di media massa dengan narasi yang seolah menunjukkan setelah tidak ada pungli, pekerjaan bongkar muat peti kemas pun jadi tidak terlayani.

Video itu kemudian viral. Tapi ternyata faktanya tidak seperti itu. Jawaban dari pihak Pelindo, kata Ferdinand, kejadian itu terjadi saat hari Jumat, saat break lebih awal untuk sholat Jumat.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pelindo akan menempatkan operator non muslim saat hari Jumat. Kemudian, menetapkan hot seat saat pergantian shift sehingga jeda bisa di minimalkan.

Baca juga : Telepon Kapolri, Presiden Minta Premanisme Dan Pungli Di Tanjung Priok Dibasmi

“Kita berharap bahwa ini akan menyelesaikan masalah yang sama dan tidak lagi terjadi antrean seolah bongkar muat tidak dilayani karena tidak ada pungli,” tegas mantan Juru Bicara Partai Demokrat itu.

Setelah video tersebut, kata Ferdinand, ada lagi video yang juga viral, yaitu diturunkannya sebuah kantong plastik dari atas ke bawah dengan tali, namun tak terlihat siapa yang menurunkan.

Diduga yang menurunkan adalah operator dengan tuduhan narasi dalam video untuk meminta uang kepada pengemudi. Video tersebut ternyata adalah video lama pada tahun 2017 dan sudah ditonton berulang kali sejak tayang. "Jadi peristiwa tersebut bukan peristiwa yang baru saja terjadi," bebernya. 

Terkait perilaku operator yang viral tersebut, Ferdinan melihatnya sebagai pemberian uang terima kasih oleh para pengemudi. "Sama ketika kita mencukur rambut, sudah bayar ke kasir, tapi tetap saja kita memberi dengan ikhlas tip kepada tukang cukurnya," kata dia.

Baca juga : Menteri Bintang Turun Tangan Dampingi Kasus Penganiayaan Anak Di Lebak

Menurut Ferdinan, titik pungutan liar dengan pemaksaan terbesar terjadi di luar pelabuhan. Yang melakukannya, oknum-oknum premanisme yang memang harus dibasmi.

“Jadi fokus yang harus diberantas oleh Polri adalah premanisme di jalanan yang melakukan pungli. Ini yang meresahkan banyak pengemudi," beber Ferdinan.

Dia menyatakan mendukung perintah Presiden agar kawasan Tanjung Priok bersih dari pungutan liar, khususnya yang banyak terjadi di luar areal pelabuhan, bukan di dalam pelabuhan. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.