Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tren Positivity Rate DKI Menurun, Ruang IGD Mulai Longgar
Anies: Jangan Dikira Puncak Sudah Terlewati
Minggu, 25 Juli 2021 16:54 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan (positivity rate) di wilayah DKI Jakarta, dilaporkan terus mengalami penurunan.
Provinsi yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan ini, pernah mencatat angka positivity rate sebesar 43 persen. Tiga hari berselang, angkanya turun menjadi 41 persen. Lalu, turun lagi menjadi 36 persen pada 18 Juli, 28 persen pada 1 Juli, dan 24 persen pada 24 Juli 2021.
Terkait hal ini, Anies mengklaim testing di wilayah DKI selalu tinggi.
Anies bilang, Kementerian Kesehatan menyarankan, testing di DKI harus 15 kali lebih tinggi dibanding standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Jakarta sudah di atas itu. Bahkan, beberapa kali, testing kita di atas 30 kali standar WHO. Ini membuat kami cukup yakin dengan angka positivity rate tersebut," kata Anies dalam acara Vaksinasi Bersama Kadin Indonesia & TNI-Polri di Jakarta Convention Center (JCC), yang ditayangkan secara virtual, Minggu (25/7).
"Jadi, kalau Anda menyaksikan angka positivity rate turun, artinya memang ada tren turun. Apakah ini akan terus? Kita lihat nanti. Jangan buru-buru menyimpulkan. Karena, ini beda dengan aliran lalu lintas yang waktunya bisa jam-jaman. Ini waktunya, perlu mingguan," tutur Anies.
"Jadi, jangan buru-buru menyimpulkan sudah lewat puncak. Minggu-minggu depan, baru kita simpulkan," tandasnya.
Ruang IGD Mulai Longgar
Baca juga : Covid Makin Ganas, Jangan Sembarangan Ajak Anak Ke Luar Rumah
Anies menyebut, pada periode Juni-Juli, rumah sakit di wilayah DKI kewalahan menangani pasien.
Sehingga, banyak warga yang seharusnya mendapatkan penanganan di rumah sakit, tidak bisa dirawat karena fasilitasnya terbatas.
"Itulah yang menyebabkan pasien isolasi mandiri tak bisa diselamatkan," kata Anies.
Anies menjelaskan, umpama ada 100 kasus Covid, 4-5 persen di antaranya atau 4-5 ribu pasien butuh ruang perawatan khusus (ICU). Sementara jumlah ruang ICU di DKI hanya ada 1.500 unit.
Baca juga : Duarrr, Rekor Positivity Rate PCR Meledak Di Angka 45,53 Persen
"DKI pernah mengalami situasi antrean masuk IGD. Itu ada semua data-datanya. Perkembangan terbaru, sekarang ini sudah mulai ada ruang-ruang kosong di IGD. Jika melihat laporan RS, jumlah keterisian IGD kini tidak lagi full," jelas Anies. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya