Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Perayaan Natal 2021, Menggerakkan Persaudaraan Di Tengah Pandemi Covid-19
Jumat, 24 Desember 2021 18:16 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perayaan Natal Nasional tahun 2021 ini digelar dengan berbagai kegiatan aksi sosial. Hal itu dimaksudkan untuk menunjukan kepedulian dan keprihatinan umat Kristiani dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 yang belum berkesudahan.
“Perayaan Tahun 2021 ini juga menggambarkan kebhinekaan dan kemajemukan, mengenai bagaimana kita menggerakkan persaudaraan di tengah pandemi Covid-19,” kata Ketua Umum Panitia Natal Tahun 2021, Jerry Sambuaga dalam konferensi pers Perayaan Hari Natal tahun 2021 di Gereja Immanuel, Jakarta, Jumat (24/12).
Perayaan Hari Natal tahun ini mengambil tema Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan. Jerry mengatakan Natal Tahun 2021 lebih kepada menggerakkan persaudaraan di Indonesia.
“Bangsa kita kuat karena disatukan dengan nilai-nilai persaudaraan. Kami dari Panitia Natal Nasional melakukan aksi sosial di daerah-daerah se- Indonesia,” ujarnya.
Jerry merinci kegiatan aksi sosial dilakukan mulai dari pemberian sembako kepada korban erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, lalu ke Papua memberikan bantuan sembako kepada para pengungsi di Timika. Kegiatan sosial berlanjut ke panti asuhan dan gereja-gereja di Papua Barat-Manokwari.
“Kami juga datang ke kepulauan Mansinam yang merupakan tempat awal penyebaran agama Kristen di Papua dan lanjut ke Manado untuk pemberian bantuan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Panti Werda,” tuturnya.
Di Tana Toraja, Jerry menyebutkan, Panitia Natal Tahun 2021 juga memberikan lima ribu sembako dan 60 ribu bibit ikan mas.
“Di Ruteng NTT Panitia Natal Tahun 2021 juga berikan susu untuk perbaikan gizi, di Ambin memberikan bantuan sembako, di Pakpak Bharat memberikan sarana air bersih dan masih ada lagi aksi sosial yang dilakukan di Kalimantan. Aksi sosial ini bahkan bukan hanya buat umat nasrani saja, tapi juga untuk masyarakat Islam, Hindu, Budha dan lainnya,” ungkap Wakil Menteri Perdagangan ini.
Baca juga : Rayakan Natal, Menkumham Resmikan Gereja Yang Diwasiatkan Mendiang Istrinya
Selain aksi sosial Jerry membeberkan perayaan Natal Nasional Tahun 2021 dilakukan dengan cara tapping (Perekaman) proses perekaman dilakukan untuk menjaga protokol kesehatan.
"Karena kami ingin menjaga protokol kesehatan. Itu kita jaga betul," ujarnya.
Jerry mengatakan proses perekaman telah dilakukan pada Kamis (23/12) kemarin. Ibadah dilakukan di GPIB Immanuel dengan jumlah peserta yang sangat terbatas, yakni kurang dari 10 persen.
Menurut Jerry, langkah ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dalam menghadapi ancaman penyebaran Covid-19.
"Peraturan dari pemerintah kan 50 persen ya, ini kita kurang dari 10 persen. Selain mematuhi prokes, kita juga mematuhi keamanan. Jadi kita lebih hati-hati lagi. Sehingga yang ibadah kurang dari 10 persen," kata Jerry.
Sementara setiap umat Kristiani yang datang harus swab antigen dan memiliki hasil negatif. Selain itu, para pengunjung gereja juga diwajibkan melakukan pemindaian aplikasi PeduliLindungi.
"Ada aplikasi PeduliLindungi, yang sebelum masuk gereja peserta ibadah scan. Hasil swab yang negatif langsung masuk ke PeduliLindungi. Baru boleh masuk," ungkap Jerry.
Perayaan Natal Nasional 2021, kata Jerry, akan diisi dengan penampilan dari berbagai budaya di tanah air dan artis ibukota yang ditayangkan stasiun televisi nasional dan swasta.
Baca juga : Menag: Selamat Natal, Mari Bergerak Perkuat Persaudaraan
“Akan ditayangkan di tanggal 27 Desember,” ungkapnya.
Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom menyebutkan pada perayaan Natal tahun ini adalah kedua kalinya dilakukan secara virtual.
“Diupayakan sesederhana mungkin. Namun itu sebenarnya adalah bagian dari perayaan natal itu sendiri dan mengedepankan semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama,” tegasnya.
Gomar menyebutkan seluruh Panitia Natal Nasional 2021 dan umat gereja-gereja di daerah bergerak bersama menguatkan persaudaraan.
“Bangsa kita kuat karena persaudaraan, tapi karena kontestasi politik terjadi sekat-sekat, maka di momentum Natal 2021 ini mari kita rajut kembali persaudaraan,” harapnya.
Terkait keamanan dan kesehatan dalam perayaan natal Nasional 2021, Gomar tidak berharap ada yang melanggar protokol kesehatan dan yakin pihak Kepolisian dapat menjamin keamanan saat ibadah dan perayaan Natal.
“Saya yakin kepolisian mampu jaga keamanan bahkan di tingkat lokal banyak yang membantu pengamanan. Tapi saya juga serukan agar tidak membawa tas macam-macam dan baju yang gemerlap, biasa-biasa saja lah,” pintanya.
Sementara Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Kardinal Ignatius Suharyo menjelaskan ada beberapa hal dalam perayaan Natal tahun 2021 kali ini yang membanggakan.
Baca juga : TOP DIGITAL Awards 2021: Bermunculannya Bintang Inovasi Di Tengah Pandemi
"Pertama, kita bersyukur karena dengan kekuatan persaudaraan kita terbukti salah satu negara yang berhasil menanggulangi konflik. Walau demikian masih perlu memperkuat persaudaraan yang semakin erat lagi agar Indonesia bisa segera keluar pandemi dari Covid-19,” ujarnya.
Kardinal menjelaskan, kata gerakan dalam tema Perayaan Hari Natal tahun 2021 yang mengambil tema Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan adalah sesuatu yang sengaja, karena harapannya semangat Natal tidak berhenti pada bulan Desember saja.
“Tapi menginspirasi gerakan-gerakan agar terus membangun persaudaraan. Artinya, kita dituntut tangung jawab sejarah untuk merawat persaudaraan karena bangsa kita punya watak kepedulian antar sesama. Terbukti dari penelitian meneliti 146 negara dalam hal kerelaan member, Indonesia ditempatkan di nomor satu,” bebernya.
Dalam penelitian itu, kata Kardinal diketahui watak asli dari bangsa kita yang selalu ikhlas membantu sesama yang mengalami kesulitan.
“Jadi menggerakkan adalah kata kunci bukan di Desember saja melakukan kebaikan-kebaikan, tapi menjadi sejarah panjang bangsa dan negara kita,” paparnya.
Terkait keamanan dan penerapan protokol kesehatan, Kardinal menyebutkan Gereja Katholik juga sudah diatur prokesnya dan keamanan dipercayakan pada pihak yang berwenang.
“Pemerintah izinkan 50 persen saja tapi Gereja Katholik biasanya malah lebih sedikit yakni 40 persen saja. Kami juga Ada tim yang menangani prokes yakni Tim Gugus Kendali Paroki (TGKP) yang menjaga agar jangan sampai jadi cluster dalam Gereja Katholik. Masalah keamanan bahkan ada teman-teman muslim yang menawarkan dalam pengamanan Natal 2021,” tutupnya. [EDY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya