Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
"Tapi mungkin takdir ya, akhirnya saya bisa keluar dari keinginan orangtua hanya karena saya SMA-nya tanpa tes," imbuh pria kelahiran 55 tahun yang lalu itu.
Setelah Supari lulus SMA, keinginan orangtuanya ternyata tidak berubah. Mereka tetap ingin Supari jadi guru. Dia menurut. Supari mendaftar Sipenmaru, seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Baca juga : Jokowi: Dihina, Dicaci, Saya Tetap Kerjakan
Ada dua pilihannya waktu itu. Pertama, IKIP Surabaya, sesuai yang diinginkan orangtuanya. Sementara yang kedua, jurusan ilmu teknologi pertanian di Universitas Brawijaya. "Mungkin takdir lagi ya, Tuhan menjadikan saya masuk ke teknologi pertanian Brawijaya," tutur Supari.
Setelah lulus pun, dia mengaku sama sekali tidak kepikiran untuk jadi pegawai bank. Supari sempat bekerja di sektor perkebunan. Dia merantau ke Tenggarong pada tahun 1988. Dua tahun kemudian, di kembali ke Ngawi dan "iseng-iseng" ikut seleksi masuk BRI. Dan akhirnya, lolos.
Baca juga : Bankir Sejati, Dirut BNI: Saya Seneng Beres-beres…
Dari sinilah perjalanannya menuju kursi direktur dimulai. "Jadi sampai sekarang saya merasa, kok semua yang saya dapat serba kebetulan. Tapi saya justru menikmati kebetulan itu," tutupnya. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya
