Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus menggaungkan 'Salam Pancasila' sebagai salam pemersatu bangsa. Kali ini via video berdurasi 5 menit 30 detik di YouTube BPIP.
"Menyapa dan mengucapkan salam kepada orang lain adalah perilaku terpuji yang dianjurkan semua agama. Salam penting dalam berbagai tradisi keagamaan," ujar Kepala BPIP Yudian Wahyudi saat rilis, Rabu (9/2).
Baca juga : BSI Jadi Mitra Bayar Asabri Secara Nasional
Ditambahkan, di tengah keragaman tradisi salam di Tanah Air, penting untuk memiliki tradisi salam yang melintasi batas-batas kultural demi memperkokoh persatuan bangsa.
"Kita memiliki bahasa Indonesia sebagai lingua franca atau bahasa antara. Maka sekarang kita memiliki Salam Pancasila sebagai salam perantara atau saluti franca, yang dapat dipraktekkan warga negara Indonesia," papar Yudian.
Baca juga : Brompton Rilis Dua Seri Anyar Di Indonesia
Eks Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengingatkan, Salam Pancasila merupakan salam yang diadaptasi dari Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Soekarno tak lama setelah kemerdekaan Indonesia.
Salam Pancasila sendiri mulai diperkenalkan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan kegiatan Penguatan Pendidikan Pancasila di Istana Bogor pada 12 Agustus 2017.
Baca juga : LPOI/LPOK Dukung Wacana Perppu Larangan Ideologi Selain Pancasila
Yudian lantas mengajak hadirin untuk mempraktekkan Salam Pancasila dengan mengangkat tangan kanan di atas pundak dan berjarak sejengkal dari dahi kanan dengan jari-jari rapat. Gerakan harus sedikit menghentak lalu menyeru dengan lantang 'Salam Pancasila'.
"Salam Pancasila bukan untuk mengganti salam keagamaan. Tujuan utama Salam Pancasila adalah Salam Kebangsaaan untuk menghormati semua Warga Negara Republik Indonesia dari berbagai latar belakang agama, budaya apapun sesuai dengan spirit Bhineka Tunggal Ika," tandas Yudian. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya