Dark/Light Mode

Ini Resep Alih Kelola Berjalan Aman Dan Lancar

Senin, 3 Januari 2022 11:30 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Instagram)
Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang Indonesia patut bangga. Pada 9 Agustus 2021, akhirnya Pemerintah resmi berhasil mengambil alih Blok Rokan, yang selama 97 tahun dikuasai perusahaan asing, PT Chevron Pacific Indonesia. Ini adalah kerja luar biasa, dan menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia, kuat, berdaulat, memiliki Presiden yang berani mengambil kekayaan negara di tangan asing, kembali ke pangkuan anak bangsa. Hebatnya lagi, proses alih kelola berlangsung sangat baik, aman dan lancar. Nyaris tak ada riak-riak yang berarti. Apa kunci dan resepnya?

Dirut Pertamina Nicke Widyawati menceritakan tahapannya. Diawali dari proses transisi, yaitu bekerja sama dengan operator lama, sejak setahun sebelumnya.

“Jadi, Chevron dan Pemerintah duduk bersama, melakukan perencanaan,” katanya. Dalam masa transisi ini, ada proses mirroring. Baik itu menyangkut data maupun dokumen lainnya. Transisi ini penting, agar saat alih kelola, produksi minyak tidak menurun, apalagi di tengah declining rate yang mencapai 26 persen.

Baca juga : Inilah Negara Terakhir Yang Merayakan Tahun Baru

Pertama, pengeboran. Ditetapkan, apa rencana yang akan dikerjakan Chevron, untuk dilanjutkan Pertamina. Sebelum diambil alih, misalnya, rig Pertamina sudah masuk dan dimobilisasi ke lokasi target.

Kedua, terkait kontrak barang dan jasa. Semua didesain berakhir pada tanggal 8 Agustus, atau tepat sehari sebelum alih kelola. Kemudian, Pertamina melakukan mirroring kontrak, yang jumlahnya 260-an perjanjian, baik material maupun jasa yang langsung diperpanjang, termasuk dengan local business development. “Ini untuk memastikan, tidak akan terjadi penyetopan produksi,” ujarnya.

Ketiga, terkait tenaga kerja. Jumlahnya 2.600 personil. Seluruhnya langsung beralih menjadi pegawai Pertamina. Dan keempat, yang paling krusial menyangkut data. Mulai dari pendataan aset, data produksi, eksplorasi, dan pendukung kegiatan operasi. Termasuk yang berkaitan dengan geologi dan geofisika, perizinan, prosedur standar operasional (SOP), fasilitas produksi, pertanahan, kontrak barang dan jasa, sumber daya manusia dan program pengem bangan masyarakat.

Baca juga : Komitmen Kapolri: Benahi Organisasi Dan Pelayanan

Kelima, adalah digitalisasi data. Semua data yang diserahkan itu, kata Nicke, tidak mungkin tanpa disertai kemampuan teknologi. Sehingga ada juga alih kelola IT-nya. Terakhir, atau keenam adalah terkait perizinan. Termasuk izin melaksanakan chemical enhanced oil recovery atau CEOR untuk meningkatkan produksi minyak.

CEOR adalah teknologi untuk memaksimalkan pengangkutan minyak dari dasar ke permukaan bumi. Jika menggunakan cara konvensional, kandungan minyak yang bisa diambil hanya sekitar 30 persenan saja, selebihnya masih tertinggal karena terkendala kekentalan, dan sebagainya. “Di sini cadangan 2 miliar barrel oil. Sehingga produksi harus terus ditingkatkan dengan implementasi CEOR,” ujar Nicke.

Semua tahapan transisi ini akhirnya bisa dilalui dengan baik. Sehingga pada 9 Agustus 2021, alih kelola berlangsung mulus. “Semua running well. Tidak ada penyetopan operasi, personil bekerja baik dan produksi minyaknya malah makin meningkat,” kata Nicke. Ibarat olahraga, alih kelola ini adalah lari estafet menuju kemenangan. [NAN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.