Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dukung KSP Moeldoko

JAMMI: Jangan Usik Budaya Atas Nama Apapun

Minggu, 27 Februari 2022 15:57 WIB
KSP Moeldoko menghadiri Festival Pasola di Sumba, Jumat (25/2). (Foto: Istimewa)
KSP Moeldoko menghadiri Festival Pasola di Sumba, Jumat (25/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jaringan Mubalig Muda Indonesia (JAMMI) mendukung Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengenai ragam kebudayaan Indonesia.

Koordinator Nasional JAMMI, Irfaan Sanoesi mengapresiasi kehadiran Ketua KSP menghadiri Festival Pasola di Sumba (25/2). Dia mengemukakan bahwa Moeldoko menyampaikan strong messege kepada siapapun yang hendak mengusik kekayaan dan ragam budaya Indonesia.

"Pak Moeldoko memberi pesan kuat untuk tidak mengusik budaya Indonesia atas nama apapun," tegas Irfaan mengutip pesan Moeldoko, Minggu (27/2).

Baca juga : Bamsoet Dukung KKN Kebangsaan 2022 Universitas Palangkaraya

Irfaan mengemukakan bahwa Islam hadir melalui jalur damai. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan cara akulturasi budaya. Bukan peperangan.

"Jalur (budaya) ini yang membedakan Islam masuk ke Indonesia lebih mudah diterima sehingga masyarakatnya menganut Islam. Berbeda dengan beberapa negara lain, Islam masuk melalui invasi yang tak jarang menumpahkan darah," terangya.

Dia melanjutkan bahwa pesan Moeldoko ini mengingatkan kepada seorang ulama yang mengharamkan wayang. "Jelas ustadz itu tidak paham sejarah Islam Indonesia sehingga dengan ringan memberi label haram pada budaya kita," tegasnya.

Baca juga : Dukung Pembangunan Daerah, eFishery Ajak Karyawan Pulang Kampung

Irfaan mengilustrasikan, sejatinya para wali (ulama) kita terdahulu mengutamakan diplomasi budaya daripada menggunakan label halal-haram yang hitam-putih.

"Sunan Kalijaga misalnya, wayang menjadi media dakwah yang ramah dan asyik. Sehingga masyarakat lambat laun menganut agama Islam. Sebab itu, masyarakat Indonesia didominasi penganut Islam. Karena Islam dikenal rahmahnya, bukan marahnya," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa syiar Islam dapat ditegakkan dengan cara santun, beradab, dan damai melalui budaya.

Baca juga : Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Tolong Jangan Beraktivitas Dalam Radius 3 Km Dari Puncak

"Islam sangat menghormati adat istiadat atau budaya. Maka tak heran kalau terdapat kaidah ushul fikih yang menyatakan al-adah muhakkamah. Artinya adat istiadat bisa menjadi sumber hukum dalam Islam. Maka siapa saja yang mengharam-haramkan adat istiadat atau budaya kita, memang dia tidak paham dan tidak mengaji," pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.