Dark/Light Mode

KPCDI Kolaborasi Dengan Klikdialisis, Permudah Layanan Pasien Cuci Darah

Jumat, 11 Maret 2022 17:19 WIB
Chief Operating Officer Klikdialisis.com Kevin Soeharli (kanan) bersama Ketua Umum KPCDI Tony Richard Samosir (Foto: Klikdialisis.com)
Chief Operating Officer Klikdialisis.com Kevin Soeharli (kanan) bersama Ketua Umum KPCDI Tony Richard Samosir (Foto: Klikdialisis.com)

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu platform aplikasi di bidang kesehatan, Klikdialisis.com, menjalin kolaborasi dengan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) di pekan World Kidney Day, atau Hari Ginjal Sedunia 2022, Jumat (11/3). Kolaborasi itu diwujudkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman, yang diberi judul "Sinergi dalam Peningkatan Akses Informasi Kesehatan Ginjal dan Layanan Dialisis bagi Pasien di Indonesia".

Chief Operating Officer Klikdialisis.com Kevin Soeharli menjelaskan bahwa  pihaknya menyadari, salah satu solusi dalam meningkatkan tingkat kehidupan dan kesehatan, khususnya dalam keterbatasan di masa pandemi, adalah dengan kemudahan akses. Saat ini, pasien dialisis yang membutuhkan tindakan harus melakukan kunjungan secara langsung ke unit dialisis, untuk memastikan ketersediaan ruangan untuk mereka yang membutuhkan.

Padahal, di era teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini dan pandemic Covid-19 yang belum kunjung usai, semestinya pasien dialisis dipermudah mencari informasi dengan melakukan pemesanan layanan hemodialisis secara digital. "Tanpa harus melakukan kunjungan ke unit dialisis," kata Kevin, dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (11/3).

Baca juga : Jadi Pemain Global, Pertamina Layani Bahan Bakar Di Selat Malaka

Oleh karena itu, pihaknya mengembangkan sebuah sistem yang terintegrasi, berbasis website dan aplikasi untuk mempermudah pasien mencari unit dialisis sesuai kebutuhannya. Sebab, akses bagi pasien, tidak hanya dapat menghubungi dan mendapatkan informasi yang lengkap, tetapi juga untuk mendapatkan layanan dengan mudah, cepat, dan pada saat itu juga.

Klikdialisis.com, paparnya, memiliki berbagai fitur pendukung untuk mempermudah pencarian informasi, pemesanan, dan layanan konsultasi yang berkaitan dengan penyakit ginjal. Contohnya, pasien dapat memilih lokasi unit dialisis yang terdekat dan mudah sesuai dengan kebutuhannya, deteksi lokasi menggunakan melalui sistem Geolocation, filtering kriteria-kriteria layanan dialisis dan bisa disesuaikan dengan penyakit penyerta, form pendaftaran, layanan konsultasi dengan dokter-dokter spesialis/sub-spesialisis yang berhubungan dengan penyakit ginjal dan akses vaskular, mengulas unit dialisis, dan informasi lainnya.

Ketua Umum KPCDI Tony Richard Samosir menilai, aplikasi Klikdialisis.com dapat membantu pasien dalam mengakses informasi layanan dialisis. "Tentunya menjadi salah satu solusi dalam terbatasnya akses informasi mengenai kesehatan ginjal di Indonesia,” kata Tony dalam acara yang bertajuk, "Ginjal Sehat
untuk Semua: Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan untuk Kesehatan Ginjal yang Lebih Baik”, ini.

Baca juga : RI Dan Saudi Semakin Mesra

Ada empat bentuk dukungan dan komitmen Klikdialisis.com dalam menjebatani akses informasi dan layanan dialisis bagi pasien di Indonesia sebagaimana tercantum dalam nota kesepahaman dengan KPCDI). Pertama, penyediaan dan pengembangan sistem informasi Kesehatan ginjal dan layanan dialisis bagi pasien ginjal kronis di Indonesia. Kedua, menghubungkan akses pasien dialisis dengan fasilitas penyedia layanan dialisis dan fasilitas kesehatan ginjal lainnya dengan platform Klikdialisis.com.

Ketiga, dukungan dalam akses informasi layanan dialisis yang dapat digunakan untuk kepentingan pasien dialisis di Indonesia. Keempat, promosi kesehatan ginjal dan edukasi bagi pasien dialisis di Indonesia. Klikdialisis.com berharap dapat menjadi solusi atas permasalahan akses informasi kesehatan ginjal dan layanan dialisis bagi pasien di Indonesia.

Laporan Indonesia Renal Registry tahun 2020, menunjukkan bahwa pasien dialisis aktif pada tahun tersebut berjumlah 130.931 orang. Angka ini turun lebih dari 50.000 pasien karena dampak dari meningkatknya mortalitas pasien pada saat pandemi Covid-19, dan pasien baru tercatat 61,786 pasien di 2020. Sebelum pandemi Covid-19, peningkatan pasien berkisar di pertumbuhan 10-12 persen setiap tahunnya, yang menempatkan penyakit ginjal kronis dalam peringkat lima besar beban pembiayaan kesehatan pemerintah. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.