Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Syarikat Islam Ingin Bentuk Desk Anti-Islamophobia

Selasa, 22 Maret 2022 02:04 WIB
Sekretaris Jenderal SI, Ferry Juliantono
Sekretaris Jenderal SI, Ferry Juliantono

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi ulama Syarikat Islam (SI) yang dipimpin Hamdan Zoelva akan membentuk desk Anti-Islamophobia untuk menangkal isu-isu yang dibangun pihak-pihak tertentu untuk menyudutkan Islam.

Sekretaris Jenderal SI, Ferry Juliantono mengatakan, saat ini dunia sudah mulai menggaungkan anti islamophobia. Hal itu terlihat sikap Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menetapkan 15 Maret sebagai hari perlawanan terhadap phobia Islam.

“Ini agama welas asih yang bisa membawa dunia ke dalam kedamaian penuh sejahtera alias agama rahmatan lil alamin,” kata Ferry dalam pembukaan musyawarah nasional alim ulama SI di Jakarta, Senin (21/3).

Baca juga : Menkes Jago Lobi

Ia mencontohkan, bagaimana mereka yang selama ini mengembangkan islamophobia justru menjadi pihak yang menunjukkan kekejian. Misalnya, negara Zionis Israel yang tanpa alasan menyerang rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa tahun 2021.

Sementara di sisi lain, ada sikap humanis Taliban saat memenangkan Afghanistan dan mengusir keluar Amerika Serikat, yang mempersilakan pasukan AS dan warga berbagai negara asing untuk pulang ke negara mereka.

“Itu berbeda jauh dengan peristiwa perang Vietnam juga Kamboja, yang menimbulkan masalah kemanusian,” kata dia.

Baca juga : Syarief Hasan: Dana Bantuan IMF Tetaplah Utang

Menurut Ferry, semua itu tak lepas dari kepemimpinan Presiden AS Joe Biden yang mulai berkuasa tahun lalu. Dengan pertimbangan internal yang tak lepas dari peran Council on American Islamic Relations (CAIR), Biden berhasil mendorong Partai Demokrat menginisiasi UU Anti-Islamophobia dan sukses digoalkan di wilayah hukum.

Ferry pun mengimbau seluruh Muslim Indonesia menyadari persoalan yang terjadi saat ini. Menurut dia, desk Islamofobia berupaya membangun kesadaran dan kebanggaan menjadi seorang Muslim.

 Namun yang membuat ganji, landasan yang dibangun AS untuk menghapus islamophobia justru berbeda dengan di Indonesia, di mana isu-isu yang cenderung memojokkan Islam dan terus dikembangkan. Misalnya, wacana radikalisme. “Wacana ini sebenarnya ganjil dan terasa melawan  vital sejarah alias zeitgeist. Dunia berjalan ke sisi kanan, eh, Indonesia sendirian memilih sisi kiri dan melawan arus,” kritiknya.

Baca juga : Masjid dan Peradaban Islam

Atas dasar itulah SI bersikap membentuk desk Anti-Islamophobia. " Islam harus merespons secara konstruktif perkembangan yang terjadi di dunia saat ini," pungasnya  [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.