Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Prof Tjandra Yoga Aditama

Hari Kartini Dan Kesehatan Ibu

Kamis, 21 April 2022 13:10 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanggal 21 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kartini dengan beragam aspek dan dimensinya. Termasuk, dari sudut kesehatan. Salah satu indikator kesehatan yang penting yang berhubungan dengan perempuan adalah Angka Kematian Ibu yang biasa disingkat dengan AKI.

Definisi angka kematian Ibu adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil).

Baik selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 ribu kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan, persalinan, dan nifas.

Baca juga : Pj Jangan Berpolitik Harus Dipagari Aturan Kuat Dan Ketat

AKI dipengaruhi beberapa faktor, termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan melahirkan.

Buku Putih Reformasi Sistem Kesehatan Nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian PPN/ Bappenas pada Maret 2022 menyebutkan angka kematian Ibu Indonesia pada 2015 (SUPAS 2015) adalah 305 per 100 ribu kelahiran hidup.

Angka ini juga yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 yang disebutkan sebagai base line 2019.

Baca juga : Ini Masukan Prof. Tjandra Soal Fasilitas Kesehatan Arus Mudik, Pemotor Juga Kudu Dipikirin

Disebutkan, target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah 183 per 100 ribu kelahiran hidup. Penurunan dari angka 305 menjadi 183 tentu merupakan suatu kerja cukup besar yang harus dilakukan, dan peringatan Hari Kartini dapat merupakan salah satu momentum untuk menggiatkannya.

Bicara tentang kaum perempuan, maka akan tepat kalau dikaitkan juga dengan kesehatan anak. Dalam hal ini, data angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup sebagai baseline 2019 di RPJMN adalah 24 (berdasarkan SDKI 2017) dan target yang harus dicapai pada 2024 adalah 16 per 1.000 kelahiran hidup.

Sementara itu, angka prevalensi stunting pada balita base line 2019 di dokumen RPJMN 2020-2024 ini adalah 27,7 persen dan target 2024 adalah 14 persen. Data lain menyebutkan bahwa prevalensi stunting balita pada tahun 2021 (SSGI 2021) adalah 24,4 persen.

Baca juga : Kapolri Siapkan Strategi Wujudkan Mudik Yang Aman Dan Sehat Bagi Masyarakat

Berbagai data dan target pada ibu dan anak ini tentu berhubungan satu dengan lainnya. Lebih baik, program penanganannya dilakukan secara bersama pula dalam satu kendali.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.