Dark/Light Mode

Catatan Prof Tjandra Yoga Aditama

Hari Kartini Dan Kesehatan Ibu

Kamis, 21 April 2022 13:10 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Perbedaan Data Angka Kematian Ibu 

Tentang data angka kematian ibu, menarik juga kalau kita lihat perbedaan angka di RPJMN 2020-2024 dengan pemodelan yang dilakukan gabungan beberapa badan dunia, seperti WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group, dan the United Nations Population Division.

Dalam data yang berjudul "Trends in Maternal Mortality: 2000 to 2017. Geneva, World Health Organization, 2019" disebutkan bahwa angka kematian Ibu Indonesia tahun 2017 adalah 177 per 100 ribu kelahiran hidup.

Baca juga : Pj Jangan Berpolitik Harus Dipagari Aturan Kuat Dan Ketat

Jika dibandingkan negara lain, angka ini pun sudah cukup tinggi. Pemodelan yang sama menunjukkan angka kematian ibu pada 2017 di Malaysia adalah 29, Thailand 37, Filipina 121, dan India 145.

Jadi, angka Indonesia berdasar pemodelan ini yang 177 sudah lebih tinggi dari negara-negara tetangga. Apalagi, jika memakai angka yang tercantum di RPJMN, yakni 305 per 100 ribu kelahiran hidup. Bahkan target RPJMN di 2024 sebesar 183 per 100 ribu kelahiran hidup pun masih lebih tinggi dari angka versi pemodelan negara tetangga kita.

Memang, mungkin saja metodologi cara penghitungan yang dipakai RPJMN berbeda dengan gabungan beberapa Badan Dunia di atas. Tetapi yang jelas, angka kematian ibu di negara kita jelas lebih tinggi dari negara tetangga lain.

Baca juga : Ini Masukan Prof. Tjandra Soal Fasilitas Kesehatan Arus Mudik, Pemotor Juga Kudu Dipikirin

Sejalan dengan peringatan Hari Kartini, perlu ada upaya keras untuk menurunkannya. Upayakan ada metodologi penghitungan yang jelas, sehingga ada keselarasan data antara yang tercapai di RPJMN dengan pemodelan beberapa Badan Dunia ini.

Untuk menilai pelayanan kesehatan pada Ibu dan anak di lapangan, kita perlu melihat implementasinya dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan maka pencapaian SPM sepanjang tahun 2021 untuk pelayanan kesehatan Ibu Hamil adalah 61,8 persen.

Sementara untuk pelayanan kesehatan Ibu Bersalin adalah 62,5 persen. Untuk anak, capaian SPM tahun 2021 untuk pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah 64,1 persen dan untuk balita adalah 55,5 persen.

Baca juga : Kapolri Siapkan Strategi Wujudkan Mudik Yang Aman Dan Sehat Bagi Masyarakat

Disebutkan juga bahwa pelaksanaan SPM untuk pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar pencapaiannya adalah 37,3 persen.

Semua angka ini targetnya harusnya adalah 100 persen, sehingga masih banyak yang harus ditingkatkan. Rendahnya pencapaian SPM tentu berdampak pula pada kesehatan kaum perempuan kita.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.