Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

NU-PKB Tak Lagi Selengket Perangko

Imin-Gus Yahya Semakin Retak

Selasa, 10 Mei 2022 07:51 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seperti rumah tangga, hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PKB yang dulu mesra, kini terkesan tak lagi selengket perangko. Pemicunya, karena tidak harmonisnya hubungan politik Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Bahkan, semakin hari, hubungan kedua Nahdliyin yang akrab disapa Gus Yahya dan Imin itu, terlihat semakin retak.

Tak lengket laginya hubungan PBNU dan PKB mulai nampak saat Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada Desember 2021. Sejak saat itu, Gus Yahya menyatakan, NU tidak dimiliki satu partai tertentu. Gus Yahya juga melarang kader-kader NU untuk bicara copras-capres. Padahal, saat itu, Imin sedang getol menggalang dukungan para kiai NU untuk kepentingan nyapres di 2024.

Kerenggangan semakin terasa saat Imin tak menghadiri pelantikan kabinet Gus Yahya dan peringatan Harlah NU, di Balikpapan, 31 Januari lalu. Apalagi, setelah itu, Gus Yahya menjewer para pengurus PCNU di Banyuwangi, Sidoarjo, dan Bondowoso, yang ikut dalam deklarasi mendukung Imin nyapres.

Baca juga : Konsumsi Listrik Meningkat, Perekonomian Di Kalbar Semakin Menggeliat

Semakin retaknya hubungan Gus Yahya dan Imin makin nampak setelah Imin tak segan-segan “menyerang” Gus Yahya. Imin bilang, sikap Gus Yahya yang ambil jarak dengan PKB, nggak akan ngefek ke perolehan suara PKB nanti.

Imin mengklaim, kader PKB sangat solid. Imin pun pede bisa mempertahankan perolehan suara PKB sebesar 13 juta. "Solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil, Ketum PBNU, ngomong apa aja terhadap PKB, nggak ngaruh sama sekali," ucap Imin, dalam program wawancara dengan CNN Indonesia TV.

Wawancara itu sebenarnya sudah lebih dari sepekan lalu. Nama programnya, "Ngabuburit Bersama Tokoh". Program tersebut tayang pada Minggu (1/5). Namun, petikan wawancara itu, baru ramai kemarin.

Baca juga : BTKI Berlaku Efektif, GINSI Dorong Peran LNSW Bisa Makin Optimal

Dengan percaya diri, Imin meyakini, suara partainya akan semakin terdongkrak jika dirinya maju dalam Pilpres 2024. Meskipun ia menyadari, situasi ekonomi yang sulit akan membuat jalan kemenangan partai yang dinakhodainya itu, tidak mudah.

"Ketika krisis begini, pemilu, ya sudah yang punya uang yang menang. Berat buat partai saya," akunya.

Sejumlah petinggi PBNU gusar mendengar ucapan Imin ini. Sebab, Imin terkesan mengabaikan kontribusi NU bagi pemenangan PKB selama ini.

Baca juga : Presiden Arema FC Salut Perjuangan Skuda Singo Edan

Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz menilai, Imin kehilangan akhlak komunikasi. "Saya terus terang merasa heran, kaget," ungkap Ishfah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.