Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Analisa Pertarungan Pilpres 2024

Jagoan Mega Akan Melawan Jagoan Jokowi

Senin, 6 Juni 2022 07:48 WIB
Ganjar Pranowo yang dianggap sebagai jagoan Jokowi dengan Puan Maharani yang merupakan jagoan Megawati. (Kartun: Mice)
Ganjar Pranowo yang dianggap sebagai jagoan Jokowi dengan Puan Maharani yang merupakan jagoan Megawati. (Kartun: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sama-sama berdarah banteng, Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diprediksi akan punya jagoan berbeda di Pilpres 2024 nanti. Jagoan mana yang akan menang? Pasti sulit ditebak. Karena, Jokowi dan Mega punya kekuatan tanding yang sama-sama saktinya.

Sebagai mantan presiden, dan ketua umum partai pemenang pemilu, kesaktian Mega tentu tak bisa diragukan lagi. Ke capres mana arah jempolnya ditujukan, akan menentukan kemenangan si capres itu. Jokowi tentu juga tak kalah sakti. Meski lebih junior dibanding Mega, tapi saat ini dan sampai 2024 nanti, Jokowi masih presiden. Jokowi tentu punya power lebih kuat. Makanya, capres yang keluar dari mulut Jokowi berpeluang besar mewarisi jabatan presiden periode 2024-2029.

Kenapa Jokowi-Mega bisa diprediksi punya jagoan beda di Pilpres 2024? Analisa ini menguat setelah belakangan ini muncul gosip hubungan Mega dengan Jokowi sedang kurang harmonis. Meskipun sudah dibantah oleh pihak Istana dan PDIP, gosip itu, tetap saja menggelinding dan jadi bola liar. Isu retaknya Jokowi-Mega diperkuat lagi dengan adanya beberapa momentum penting dimana Jokowi dan Mega tidak terlihat tampil bersama.

Baca juga : Menuver Jokowi Disorot Netizen

Mulai dari absennya Mega di pernikahan adik kandung Jokowi, Idawati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman pada Kamis (26/5), di Solo. Hingga, absennya Mega di upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/6).

Absennya Mega di dua momentum penting itu, dikaitkan dengan kehadiran Jokowi di rakernas relawan Pro Jokowi (Projo) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5). Dihadapan para pendukungnya di Pilpres 2019 lalu itu, Jokowi sempat memberikan sinyal soal capres yang akan diusungnya.

“Mungkin saja capres yang akan kita usung ada di sini,” begitu salah satu kutipan pidato Jokowi di Rakernas Projo itu. Pernyataan itu kemudian dikaitkan dengan dukungan Jokowi kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang saat itu, juga hadir di acara Projo.

Baca juga : RI Jadi Partner Country Hannover Messe 2023, Ini Yang Akan Dilakukan Menperin

Seperti diketahui, saat ini hubungan PDIP dan Ganjar sudah tidak akur. Meskipun berasal dari PDIP, Ganjar berulang kali ditanduk sesama banteng. Sejumlah elit banteng melancarkan serangan karena menganggap Ganjar terlalu berambisi maju sebagai capres. Padahal, di tingkatan elite PDIP, kader yang dijagokan maju sebagai capres bukanlah Ganjar, tapi Puan Maharani.

Di balik semua itu, ada isu lain yang muncul ke publik. Isu itu dilemparkan oleh Senator asal Sulawesi Selatan, Tamsil Linrung dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Hersubeno Point. Dalam wawancara tersebut, eks politisi senior PKS itu bilang, mendengar kabar kalau Jokowi meminta Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa agar menjauhi PDIP. "Pembentukan koalisi ini (KIB) adalah indikasi awal bahwa ketiga partai ini membuat jarak dengan PDIP," kata Tamsil, blak-blakan.

Ia menilai, koalisi yang dibentuk PPP, PAN dan Golkar bukan untuk kepentingan salah satu partai. "Tapi ini adalah kepentingan Pak Jokowi untuk mewariskan kepemimpinannya ini kepada Jokowi jilid berikutnya," tambahnya.

Baca juga : Harlah Pancasila, Wapres Kenakan Pakaian Adat Melayu

Dengan suasana kebatinan politik demikian, Tamsil memprediksi, jagoan Jokowi akan berhadapan dengan jagoan Mega di Pilpres mendatang. Untuk jagoan Mega ini, Tamsil menyebut ada peran dari Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.