Dark/Light Mode

Pengasuh Ponpes Tebuireng: Saatnya Santri Bergerak Lawan Penyebaran Radikalisme

Rabu, 15 Juni 2022 13:45 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (Foto: Istimewa)
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebaran radikalisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Karena itu, butuh keterlibatan banyak pihak, salah satunya dari kalangan pondok pesantren dan santri, yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, untuk mencegah penyebaran ini.

Sosialisasi bahaya penyebaran radikalisme menjadi salah satu strategi dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman, serta keterampilan kepada para santri agar mampu menyaring berbagai informasi yang beredar. Santri juga harus bisa menyebarkan konten perdamaian terutama di dunia maya hingga keseluruh penjuru negeri, bahkan dunia.

Hal itu dikatakan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dalam Workshop dan Pelatihan Santri Melalui Bidang Agama Dan Multimedia, di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Selasa (14/6). “Sudah bukan waktunya kita tinggal diam. Sudah waktunya kita berbicara, saatnya kita bertindak,” ungkap Gus Kikin.

Baca juga : Pelanggan Bisnis Dan Industri Bersyukur Tak Terdampak Penyesuaian Tarif Listrik

Pelatihan itu diikuti 60 santri seluruh Jawa Timur. Menurutnya, kegiatan ini merupakan gagasan yang baik antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan pondok pesantren untuk memperkuat sinergi dalam memerangi narasi radikal terorisme.

“Di sini para santri dapat memperkuat pemahaman terhadap syariat, juga memperkuat kewajiban dalam beragama. Kalau BNPT kan memiliki sistem yang canggih, mengikuti perkembangan zaman, jadi kita juga belajar menghadapi cara-cara yang melibatkan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk menyebarkan konten perdamaian yang jauh dari radikalisme terorisme,” sambung Gus Kikin.

Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini menjelaskan, saat ini keadaan dunia sedang tidak baik-baik. Karena itu, perlu ada keterlibatan Indonesia dalam mengabil langkah untuk menjaga perdamaian di dunia nyata maupun dunia maya.

Baca juga : Pembangunan Kawasan Perbatasan Dilanjutkan

“Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, mudah-mudahan kita mampu. Tidak hanya kita bertahan tetapi harus bangkit, sehingga Islam di Indonesia ditunggu di mana-mana. Islam yang wasathiyah, Islam yang ramah sedang ditunggu di dunia,” ucapnya.

Menurutnya, Islam wasathiyah merupakan bagian dari moderasi Islam yang dapat dijadikan vaksin radikalisme terorisme. Islam wasathiyah merupakan ajaran ulama Nusantara yang selama ini dianut dan diamalkan umat Islam.

“Islam yang wasathiyah, Islam yang mampu memisahkan pertikaian, menjauhkan peperangan, menjaga perdamaian. Itu yang sedang ditunggu,” jelasnya. 

Baca juga : Pengamat: Puan Maharani, Satu-satunya Yang Bisa Lanjutkan Program Jokowi

Tak hanya itu, lanjut Gus Kikin, Indonesia memiliki rasa persaudaraan yang kuat antar sesama yang menjadi pengikat persatuan dalam bingkai Pancasila. “Makanya kita bersilaturahmi, berkunjung, tahlilan, banyak peringatan-peringatan itu yang sudah kita lakukan bersama-sama di Indonesia. Kadang kita tidak menyadari, tetapi itulah yang memperkuat ukhuwah. Itulah yg menjadi modal bagi NKRI untuk menjaga kesatuan,” kata Gus Kikin.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.