Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sebelumnya
Apalagi semua politisi yang diundang adalah sarjana, kandidat doktor bahkan doktor atau doktor honoris causa. Gelar-gelar itu semestinya adalah refleksi bahwa mereka semua adalah pembelajar. Sebagai sesama pembelajar dan pencinta ilmu pengetahuan, kesempatan diskusi itu adalah kemewahan.
“Membaca, menulis dan berdiskusi adalah syurga bagi para pembelajar. Maka keengganan untuk hadir di forum yang demikian akademis sungguh menerbitkan tanya,” bebernya.
Baca juga : Lestari Ingatkan Kemajuan Teknologi Dipakai Perkuat Nilai Kebangsaan
Keempat, peserta sekolah demokrasi ini adalah putra-putri terbaik bangsa di Eropa yang sangat boleh jadi kelak akan menjadi pemimpin masa depan. Hadir di forum ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi para politisi itu menyapa dan melakukan kaderisasi yang merupakan salah satu tugas partai politik dan tugas siapa pun yang memiliki jiwa kepemimpinan dan peduli masa depan bangsa ini.
Kelima, dahulu, kita memiliki generasi pemimpin yang filosof dan pemikir seperti Sukarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka yang ratusan halaman tulisan mereka lahir berisi gagasan cemerlang untuk masa depan bangsa. “Kami khawatir kini kita hanya memiiki generasi pemimpin yang piawai memoleh citra dengan membuat konten di media sosial: Twitter, TikTok, Instagram, yang kaya sensasi namun dangkal tanpa isi,” keluhnya.
Baca juga : Bali United Vs Visakha, Teco Intip Kekuatan Lawan
Dengan semua pertimbangan di atas, pihaknya khawatir pada 2024 ini akan hanya melihat pemilu yang sama dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Yaitu pemilu yang hanya berisi sirkulasi kekuasan di antara elit yang tidak ada sangkut pautnya dengan amanat penderitaan rakyat
“Lalu untuk apa kita melakukan pemilu yang sangat mahal itu?” tanyanya.
Baca juga : Pengamat: Prabowo Jadi Magnet Para Tokoh Politik
Dia mengatakan, pemilu dari ke waktu semestinya merekam evolusi pemikiran bangsa juga evolusi ide dan gagasan dalam ikhtiar untuk memenuhi janji kemerdekaan: melindungi segenap tumpah darah, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.
“Ia semestinya merefleksikan semakin matangnya peradaban politik kita dalam meujudkan cita-cita luhur melalui satu upaya kolektif yang melibatkan segenap anak bangsa, bukan hanya kasak-kusuk elit di ruang gelap demokrasi,” tukasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya