Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BMKG Kudu Lakukan Antisipasi

Perubahan Iklim Sudah Kritis

Selasa, 9 Agustus 2022 07:55 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Antara)
Presiden Jokowi. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perubahan iklim menjadi perhatian serius Presiden Jokowi. Eks Wali Kota Solo ini mengingatkan, penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya Covid-19. Karena itu, diperlukan kebijakan dan sistem tangguh untuk mengatasi perubahan iklim.

Jokowi memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lekas mengidentifikasi risiko perubahan iklim dan dampaknya.

“Identifikasi, adaptasi, apa saja yang bisa kita lakukan. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peralatan untuk permodelan cuaca dan iklim, yang menghubungkan informasi dari teknologi satelit,” kata Jokowi, saat Rapat Koordinasi Nasional BMKG 2022 secara daring di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Situasi Kritis, Jokowi Minta BMKG Segera Identifikasi Risiko Perubahan Iklim Dan Dampaknya

BMKG juga diminta memperkuat layanan informasi dan literasi, terutama di wilayah pertanian dan perikanan, sehingga petani dan nelayan bisa mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem.

Selain itu, BMKG diminta memperluas cakupan forum sekolah lapang iklim dan sekolah lapang cuaca nelayan.

Dia mengingatkan, BMKG mempunyai peran sangat strategis untuk mewujudkan hal tersebut. Khususnya, menyangkut pengawasan prediksi dan peringatan dini kondisi cuaca serta iklim ekstrem. Hal ini, demi menjaga ketahanan pangan tetap stabil.

Baca juga : Bersama Habaib, Subur Doakan Bangsa Beriman Dan Sejahtera

“Untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan, perlu sistem peringatan dini ketika bencana akan terjadi,” ingatnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memaparkan, saat ini dunia, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan perubahan iklim yang berada pada kondisi kritis.

World Meteorological Organization menyatakan, indikator perubahan iklim dan dampaknya pada 2021 makin memburuk.

Baca juga : Lawan PSM Makassar, Dutra Dan Ismed Sudah Kembali Latihan

“Tujuh tahun terakhir telah menjadi tujuh tahun dengan suhu terpanas. Kondisi ini menjadi tantangan nyata bagi kita,” ungkapnya.

Dampak dari perubahan iklim dengan suhu yang panas dalam 7 tahun terakhir sangat luas dan multi sektoral. Salah satunya, terkait bencana alam dan ketahanan pangan.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) menyebutkan, lebih dari 500 juta petani usaha kecil yang memproduksi lebih dari 80 persen sumber pangan dunia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.