Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Kurikulum Merdeka merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelakasanaan Kurikulum Merdeka sebagai opsi untuk mengantisipasi learning loss (kehilangan pembelajaran).
Hal tersebut menjadi pembahasan dalam kegiatan webinar nasional "Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan", Minggu (14/8). Webinar ini diselenggarakan Program Studi Magister Teknologi Pendidikan, Universitas Islam Asy-Syafi'iyah (MTP UIA), Jakarta.
Saat ini, Kurikulum Merdeka sedang menjadi trending isu, karena banyak sekolah yang masih beradaptasi. Kondisi demikian menjadi trigger untuk dilakukan penyesuaian kurikulum.
Baca juga : BUJT Dan Kontraktor Diingatkan Jaga Kualitas Jalan Tol Yogyakarta-Bawen
Pemateri pertama webinar ini, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas menyampaikan beberapa rasionalisasi tentang Kurikulum Merdeka. "Penerapan Kurikulum Merdeka merupakan peluang untuk mengedepankan karakteristik dan keunikan peserta didik," ucapnya. Dia lalu menekankan pentingnya peran guru dalam membuat pembelajaran lebih kreatif dan inovatif.
Pemateri kedua, Anggota Tim Pengembang Standar Nasional Pendidikan Kemendikbudristek Misbah Fikrianto menjelaskan tentang desain dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Misbah mengatakan, kita harus menjadikan peserta didik sebagai objek dan subjek pembelajaran.
"Terdapat beberapa hal yang menjadi pembeda. Di antaranya pencapaian Profil Pelajar Pancasila, observasi awal untuk melakukan diagnostik kondisi peserta didik, penggunakan desain pembelajaran yang adaptif, dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta lainnya," ucap dosen FKIP MTP UIA Jakarta ini.
Baca juga : BPJAMSOSTEK Tingkatkan Produktivitas Pekerja Lewat Gerakan Sejuta Langkah
Pemateri ketiga, dosen FKIP MTP UIA Jakarta Khasanah menjelaskan tentang penggunaan media dan bahan pembelajaran terhadap proses pembelajaran. Saat ini, terdapat banyak aplikasi pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik. Di antaranya platform google dan edmodo. "Kita harus mampu merancang dan menggunakan media pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik," ucapnya.
Sementara itu, Erlangga Masdiana memberikan penguatan tentang Progran Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kata dia, diperlukan upaya kolaboratif antara pembelajaran dengan kebutuhan industri.
"Semua proses pembelajaran harus dikaitkan dengan perkembangan industri," jelas Erlangga. "Kegiatan webinar seperti ini diharapkan terus dilakukan dan dikembangkan," tambah Erlangga.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya