Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Presiden Dorong Peningkatan Produksi Kedelai Dalam Negeri

Senin, 19 September 2022 15:32 WIB
Presiden Jokowi pimpin ratas mengenai Peningkatan Produktivitas Kedelai, Senin (19/9/, di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Jay)
Presiden Jokowi pimpin ratas mengenai Peningkatan Produktivitas Kedelai, Senin (19/9/, di Istana Merdeka, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Jay)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus  meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam bibit varietas yang lebih unggul, bahkan apabila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik atau genetically modified organism (GMO) maupun bibit impor.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden, Joko Widodo di lingkungan Istana 
Kepresidenan Jakarta, Senin (19/9).

“Menggunakan GMO kalau perlu, menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi,” ujar Mentan dikutip setkab.go.id.

Dengan penggunaan varietas yang lebih unggul ini, diharapkan produksi kedelai di tanah air dapat meningkat secara signifikan.

Baca juga : Menteri Sandi: Kesepakatan Polusi Suara Harus Diperkuat Dalam Regulasi

“Selama ini kedelai misalnya hanya menghasilkan 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu berproduksi di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” ujarnya.

Syahrul mengungkapkan, rendahnya volume produksi kedelai per hektare disinyalir memicu para petani beralih ke jagung. Hal ini berdampak pada tingginya impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional, bahkan hingga mencapai di atas 90 persen.

“Selama ini petani itu lebih tertarik menanam jagung karena harga jagung sama dengan harga kedelai Rp 5.000 itu kurang lebih. Kalau jagung dia per hektarenya 6-7 ton, sementara kedelai cuma 1,5 juta ton,” ujarnya.

Untuk mendorong minat petani untuk menanam kedelai Pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga beli. Pemerintah juga mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli hasil panen para petani.

Baca juga : Terima FPPI, Ketua MPR Dorong Peningkatan Pemberdayaan Perempuan

“Bapak Presiden mengatakan, oke impor memang harus dilakukan tapi sepanjang bisa ditanam maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” ujarnya.

Menteri dari Partai NasDem ini menambahkan, pihaknya juga tengah menyiapkan lahan untuk pengembangan kedelai hingga mencapai 351 ribu hektare.

“Saya lagi mempersiapkan, kurang lebih sekarang 351 ribu hektare, sekarang baru tanam 67 ribu hektare dan tentu Oktober ini akan mulai tanam,” pungkasnya.

Senada, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto. Ia menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menekankan bahwa penetapan harga beli diperlukan agar petani tidak dirugikan.

Baca juga : Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri, Indra Karya Gelar Bimtek TKDN

“Presiden ingin agar kedelai itu tidak 100 persen tergantung pada impor. Salah satu arahan beliau adalah harganya dibuat agar petani tidak dirugikan. Jadi untuk mencapai harga itu nanti ada penugasan daripada BUMN agar petani bisa memproduksi,” ujar Airlangga.

Terkait pengembangan area tanam kedelai, Menko Ekon mengungkapkan, bahwa Pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 400 miliar.

“Langkah berikut yang sudah disiapkan oleh anggaran Pemerintah itu untuk perluasan ke 300 ribu hektare, anggarannya sekitar Rp 400 miliar. Dan tahun depan akan ditingkatkan dari 300 ribu menjadi 600 ribu hektare,” ujar Airlangga.■


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.