Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gempa M5,5 Banten Tak Picu Tsunami, Begini Penjelasannya...

Senin, 10 Oktober 2022 14:00 WIB
Peta lokasi gempa M5,5 Banten, Minggu (9/10) (Foto: Istimewa)
Peta lokasi gempa M5,5 Banten, Minggu (9/10) (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan analisis geologi peristiwa gempa M5,5 berkedalaman 12 km di perairan selatan Provinsi Banten, Minggu (9/10) pukul 17.02.44 WIB..

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 106,08 BT dan 7,02 LS. Jaraknya, sekitar 15,77 km arah selatan Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Sementara informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat menyebut, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 106,058 BT dan 7,05 LS dengan magnitudo (M4,9) pada kedalaman 48,1 km.

Sedangkan data GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman menjelaskan, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 106,07 BT dan 6,98 LS, dengan magnitudo (M4,8) pada kedalaman 10 km.

Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah daerah selatan Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Provinsi Banten serta Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

Baca juga : Gempa M5,5 Guncang Bayah Banten, Tidak Berpotensi Tsunami

Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau, batugamping) dan batuan rombakan gunungapi. Serta endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, setempat aluvial rawa dan batuan rombakan gunungapi muda.

Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunungapi muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan, pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif yang terletak di sekitar lokasi pusat gempa bumi, dengan mekanisme sesar mendatar dengan komponen normal.

Hingga laporan ini dibuat, belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi tersebut. 

Menurut informasi BMKG, guncangan gempa bumi terasa di bagian selatan Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Pelabuhan Ratu pada skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercally Intensity), di daerah Kabupaten Lebak dan Pandeglang terasa pada skala intensitas III MMI.

Baca juga : Badan Terasa Capek Setelah Bangun Tidur? Mungkin Ini Sebabnya...

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi.

"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. Meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami diperkirakan tidak terjadi," demikian penjelasan PVMBG, Senin (10/10).

Disebutkan, wilayah pantai selatan Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Sukabumi tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 m.

Terkait hal itu, PVMBG merekomendasikan empat hal penting. Berikut rinciannya:

1. Masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Baca juga : Aliran Listrik Putus Saat Cuaca Ekstrem, Begini Penjelasan PLN

2.. Bangunan di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Sukabumi harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi, demi menghindari risiko kerusakan. Selain itu, juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

3. Karena wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Sukabumi tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural harus terus ditingkatkan.

4. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.