Dark/Light Mode

Di Depan Forum Rektor, Mahfud Sebut Bung Karno Adalah Santri

Senin, 31 Oktober 2022 16:55 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD dalam Forum Rektor Indonesia 2022, Konvensi Kampus XXVIII, dan Temu Tahunan XXIV, di Gedung ACC, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10). (Foto: Istimewa)
Menko Polhukam Mahfud MD dalam Forum Rektor Indonesia 2022, Konvensi Kampus XXVIII, dan Temu Tahunan XXIV, di Gedung ACC, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di hadapan para rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menegaskan, keputusan berdirinya negara Pancasila yang digagas Bung Karno dan para pendiri bangsa lainnya, adalah produk ijtihad.

Hal ini menandakan bahwa Bung Karno juga adalah seorang santri. Hal ini ditegaskan Mahfud saat menjadi Keynotespeaker dalam Forum Rektor Indonesia 2022, Konvensi Kampus XXVIII, dan Temu Tahunan XXIV, di Gedung ACC, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10).

Baca juga : Pesan Mahfud Kepada Forum Rektor, Cari Presiden Yang Pro Demokrasi

"Sistem negara itu produk ijtihad sesuai dengan waktu, tempat dan lingkungan sosial budayanya. Itulah produk ijtihad yang dilakukan pemimpin Indonesia kala itu," ujar Mahfud.

Mahfud lebih lanjut menegaskan, Bung Karno juga kader Muhammadiyah dan juga seorang santri. Menurut Mahfud, Bung Karno banyak berguru pada tokoh Islam berpengaruh seperti A. Hasan dan H.O.S Cokroaminoto.

Baca juga : Cetak Rekor Lahap 21 Roti Daging Dalam 30 Menit

 "Ada yang bilang Bung Karno itu aliran sekuler anti Islam, tidak. Bung Karno itu santri juga, dia orang Muhammadiyah, ngaji ke A. Hasan, ngaji ke Cokroaminoto, dia santri," papar Mahfud bercerita sosok Bung karno di hadapan para pimpinan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia ini.

Namun, Mahfud juga tidak memungkiri bahwa Presiden Indonesia pertama itu, pernah mengusulkan bentuk negara sekuler, sebagaimana Turki. Menurut Mahfud, hal itu dampak dari kemajuan pemikiran Bung Karno kala itu.

Baca juga : HET Disebut Jadi Biang Kerok Kelangkaan Migor

"Cuma dia mengijtihadkan negara dalam pemikirannya dia yang maju pada waktu itu, Bung Karno bilang negaranya harus sekuler. tapi dibantah oleh tokoh-tokoh Islam yang lain, kemudian ketemu komprominya di negara Pancasila, seperti negara yang pernah didirikan nabi, negara kosmopolitan, negara pluralis," tambah Mahfud.

"Kita sekarang tidak usah lagi mempersoalkan demokrasi masih cocok atau tidak, kita sekarang bicara pelaksanaan demokrasi," pungkas santri Ponpes Al Mardlliyyah Pamekasan, Madura ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.