Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prof. Tjandra Bocorkan 3 Hal Penting Ini, Agar AMR Tak Jadi Pandemi Beneran

Jumat, 4 November 2022 08:20 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (kiri) saat menjadi moderator dalam diselenggarakan Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58. (Foto: dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (kiri) saat menjadi moderator dalam diselenggarakan Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan, dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58. (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI  Prof. Tjandra Yoga Aditama menceritakan pengalamannya menjadi moderator, dalam talk show yang diselenggarakan Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan.

Acara yang digelar dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 58 itu, dibuka oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Talk show tersebut membahas berbagai aspek antimicrobial resistence (AMR).

Prof. Tjandra yang juga mantan Direktur WHO Asia Tenggara menjelaskan hal penting tentang AMR yang perlu kita ketahui.

Dia bilang, dunia - termasuk Indonesia - saat ini menghadapi persoalan AMR.

Baca juga : Prof. Soebroto: Hulu Migas Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ini adalah situasi yang memungkinkan bakteri, virus, jamur dan parasit berubah dalam perjalanan waktu. Tak lagi bisa diatasi dengan obat antimikroba.

"Karena obat-obat tak bisa lagi membunuh bakteri/virus dan sebagainya, maka penyakit menular tidak terkendali adalah ancaman nyata di masa datang," beber Prof. Tjandra.

 Jumlah infeksi bakteri yang resisten, ternyata berhubungan dengan hampir 5 juta kematian setiap tahunnya.  

Faktanya, lebih dari 1,2 juta kematian, terkait langsung dengan AMR.

"Karena inilah, AMR disebut silent pandemic," cetus Prof. Tjandra dalam pesan singkatnya, Jumat (4/11).

Baca juga : Palyja Edukasi Siswa SD Pentingnya Mencuci Tangan Demi Kesehatan

Menurutnya, AMR dapat terjadi karena multifaktor. Salah satu penyebabnya, adalah perilaku mengkonsumsi antibiotika yang tidak diperlukan.

"Demam batuk pilek, misalnya. Sebagian besar kan disebabkan virus. Jadi tidak perlu antibiotika," jelas Prof  Tjandra.

Belum lagi, kalau orang minum antibiotika tidak sesuai aturan. Mestinya harus dihabiskan dalam lima hari, pemakaiannya dihentikan di hari kedua. Karena yang bersangkutan merasa sudah sembuh.

"Akibatnya, kumannya tidak mati. Dia hanya sempoyongan. Ketika bangun lagi, kuman tersebut menjadi resisten/kebal terhadap antibiotika itu," terang mantan Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Kementerian Kesehatan.

Terkait hal tersebut, Prof. Tjandra menyampaikan tiga saran penting untuk mengendalikan AMR. 

Baca juga : Peringati Maulid Nabi, Sandiaga Tekankan Pentingnya Tiru Sifat Rasulullah Jadi Pemenang Pasca Pandemi

Pertama, perilaku masyarakat harus diubah. Jangan mengkonsumsi antibiotika, jika tidak diresepkan dokter. Jangan swa-medikasi atau memutuskan sendiri obat-obatan yang akan digunakan.

Kedua, petugas kesehatan juga harus menegakkan diagnosis, dan memberi pengobatan sesuai pedoman klinik yang benar.

Ketiga, perlu ada pendekatan One Health (Kesehatan Satu Bersama). Karena AMR juga dapat berhubungan dengan konsumsi antibiotika pada hewan, dan juga lingkungan yang tercemar limbah antimikroba.

"AMR adalah masalah kita, AMR adalah pandemi senyap. Kita semua perlu berupaya maksimal menangani hal ini. Agar tidak menjadi pandemi beneran, yang berkepanjangan," tegas Prof. Tjandra. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.