Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Radikalisme Bukan Stigmatisasi, Tapi Musuh Agama dan Negara

Jumat, 4 November 2022 22:40 WIB
Alumni Akademi Militer (Akmil) Mujahidin Afghanistan Amir Mahmud (Foto: Istimewa)
Alumni Akademi Militer (Akmil) Mujahidin Afghanistan Amir Mahmud (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi radikalisme dan terorisme masih sering terjadi di Indonesia. Hampir sebagian besar aksi-aksi itu dilakukan pelaku dengan mengatasnamakan agama. Ironisnya, ketika aksi-aksi itu masih terjadi, sebagian pihak masih menuding bahwa radikalisme dan terorisme hanya stigmatisasi Pemerintah terhadap agama, khususnya Islam.

Menanggapi hal tersebut, mantan kombatan yang merupakan alumni Akademi Militer (Akmil) Mujahidin Afghanistan Amir Mahmud meminta agar narasi-narasi tersebut dihentikan. Sebab, jika dibiarkan, akan lebih memperparah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca juga : Philips Smart LED Connected by WiZ Wujudkan Smart Home yang Mudah dan Nyaman

“Harus dipahami bahwa radikalisme dan terorisme ini bukan klaim perlawanan terhadap umat Islam, bukan! Dibilang Islamofobia juga bukan. Sebenarnya radikalisme ini setelah ditelusuri dengan berbagai konteks penelitian-penelitian dan riset, ternyata lahir sudah sekian tahun ini sengaja digugah atau dibangkitkan kembali oleh kelompok radikal yang mengatasnamakan agama,” ujar Amir, seperti keterangan yang diterima redaksi, Jumat (4/11).

Ia menjelaskan, sejatinya radikalisme dan terorisme itu bukanlah stigmatisasi agama, tapi benar-benar musuh agama dan musuh negara. Ia menyayangkan adanya komentar yang mengatakan bahwa perkara itu adalah stigmatisasi pemerintah terhadap agama Islam. Menurutnya, terlalu dini dan tidak mendasar untuk mengatakan hal tersebut.

Baca juga : NII Crisis Center: Radikalisme dan Terorisme Fakta, Bukan Stigmatisasi

“Orang yang mengatakan demikian itu tidak bisa melihat sejauh mana sebenarnya bahaya radikalisme dan terorisme itu berkembang di tengah-tengah masyarakat. Bahkan hari ini narasi itu dimainkan kelompok-kelompok yang senantiasa ingin merusak tatanan nilai kehidupan bangsa dan bernegara” ungkapnya.

Amir melanjutkan, kelompok tersebut tersebut selalu menjadikan perlawanan pemahaman ideologinya dengan Pancasila sebagai ideologi atau dasar negara Indonesia. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tidak termakan pernyataan menyesatkan tersebut. “Radikalisme dan terorisme adalah musuh negara dan musuh agama,” tegasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.