Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Persoalan Gizi Harus Gercep Diatasi, Kemenkes: Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Sabtu, 26 November 2022 19:24 WIB
Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Ni Made Diah Pertama Laksmi dalam webinar. (Foto: Istimewa)
Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Ni Made Diah Pertama Laksmi dalam webinar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ni Made Diah Pertama Laksmi mengatakan perlu upaya bersama untuk mengatasi persoalan gizi di Indonesia.

Menurut Diah, persoalan gizi tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tetapi perlu kolaborasi dengan banyak pihak dan mitra.

"Kemenkes memiliki target menurunkan prevalensi balita stunting dari 24 persen menjadi 14 persen pada 2024. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai program prioritas sebelum masa kehamilan dan setelah kelahiran," ujar Diah dalam webinar yang diselenggarakan GAIN di Jakarta, Kamis (24/11).

Baca juga : Kemenkes: Perlu Kolaborasi Semua Pihak Atasi Persoalan Gizi

Lebih lanjut Diah menyebut, sejumlah program prioritas yang merupakan intervensi spesifik di antaranya skrining anemia pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah pada remaja.

Selain itu, program ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sedikitnya enam kali, konsumsi tablet penambah darah bagi ibu hamil, makanan tambahan bagi ibu hamil, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapat makanan tambahan yang kaya protein hewani.

Lebih lanjut Diah mengatakan, balita yang mengalami masalah gizi mendapatkan tambahan makanan, balita yang mengalami gizi buruk mendapatkan tata laksana yang baik, dan balita dipantau pertumbuhannya.

Baca juga : Lestari Harap Makin Banyak Perempuan Berkiprah Di Ruang Publik

“Intervensi spesifik ini merupakan program prioritas yang jangkauannya rendah. Sementara kalau kita mau menurunkan prevalensi balita stunting dan masalah gizi lainnya, kita harapkan intervensi itu dapat memenuhi target. Untuk itu perlu kolaborasi bersama,” ujar Diah dalam keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (26/11).

Ia menambahkan, saat ini memasuki sesi pertama dengan topik "Kolaborasi untuk Gizi Yang Lebih Baik bagi Semua", yang disampaikan oleh narasumber seperti Bambang Hariyono, STP (Pengelola Program Gizi, Dinkes Jatim); Helda Khusun, STP, MSc (SEAMEO Recfon (School Based Nutrition Promotion); dan Soen’an Hadi Poernomo (Ketua JP2GI), Kepala seksi (Kasi) Mutu Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktoral Jendral kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr. Hera Nurlita, S. Si.

Peneliti Senior SEAMEO Refcon Helda Khusun mengatakan intervensi permasalahan gizi tersebut dapat dilakukan mulai dari sekolah.

Baca juga : Lestari: Perlu Kolaborasi Putus Rantai Penyebaran Covid-19

"Mulai dari siswa mendapatkan makanan yang bergizi hingga skrining remaja putri yang mengalami anemia. Dengan demikian dapat dilakukan intervensi sejak awal,"  ujar Helda. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.