Dark/Light Mode

Kemenkes: Perlu Kolaborasi Semua Pihak Atasi Persoalan Gizi

Jumat, 25 November 2022 13:27 WIB
Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ni Made Diah Pertama Laksmi. (Foto: Zoom)
Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ni Made Diah Pertama Laksmi. (Foto: Zoom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ni Made Diah Pertama Laksmi mengatakan, perlu upaya bersama untuk mengatasi persoalan gizi di Indonesia.

"Persoalan gizi tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tetapi perlu kolaborasi dengan banyak pihak dan mitra,” ujar Diah, dalam webinar yang diselenggarakan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), seperti keterangan yang diterima RM.id, Jumat (25/11).

Ia menjelaskan, Kemenkes memiliki target menurunkan prevalensi balita stunting dari 24 persen menjadi 14 persen pada 2024. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai program prioritas sebelum masa kehamilan dan setelah kelahiran.

Baca juga : Jokowi Perhatian Khusus Ke Cianjur

Sejumlah program prioritas yang merupakan intervensi spesifik. Di antaranya, skrining anemia pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah pada remaja, ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sedikitnya enam kali.

Kemudian, konsumsi tablet penambah darah bagi ibu hamil, makanan tambahan bagi ibu hamil, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapat makanan tambahan yang kaya protein hewani.

Selanjutnya, balita yang mengalami masalah gizi mendapatkan tambahan makanan, balita yang mengalami gizi buruk mendapatkan tata laksana yang baik, dan balita dipantau pertumbuhannya.

Baca juga : Perlu Pembuktian Lengkap Fakta Persidangan Sambo

“Intervensi spesifik ini merupakan program prioritas yang jangkauannya rendah. Sementara kalau kita mau menurunkan prevalensi balita stunting dan masalah gizi lainnya, kita harapkan intervensi itu dapat memenuhi target. Untuk itu perlu kolaborasi bersama,” jelasnya.

Sebelumnya, GAIN Indonesia bersama pemerintah terus mendorong sistem pangan menjadi lebih baik, sehingga dapat memberikan lebih banyak makanan bergizi untuk kelompok yang paling rentan.

Sementara Peneliti Senior SEAMEO REFCON Helda Khusun mengatakan, intervensi permasalahan gizi tersebut dapat dilakukan mulai dari sekolah.

Baca juga : Lestari: Perlu Kolaborasi Putus Rantai Penyebaran Covid-19

"Mulai dari siswa mendapatkan makanan yang bergizi hingga skrining remaja putri yang mengalami anemia. Dengan demikian dapat dilakukan intervensi sejak awal," jelas dia. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.