Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kurangi Sampah untuk Hidup Lebih Berkah

Jumat, 23 Desember 2022 13:30 WIB
Tumpukan sampah TPA. (Foto: Istimewa)
Tumpukan sampah TPA. (Foto: Istimewa)

Sampah merupakan salah satu masalah krusial yang belum dapat terselesaikan sampai saat ini, baik di kota maupun di desa. Sampah bukan hanya masalah di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Sampah akan selalu ada dan terus meningkat karena adanya aktivitas manusia. Oleh karena itu, harus diadakannya pengelolaan sampah. Sebab, jika terus dibiarkan, sampah dapat memenuhi isi bumi dan sulit untuk dihilangkan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang dimaksud sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Seperti yang kita ketahui, sampah menurut sifatnya dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Sampah organik adalah sampah dari bahan-bahan hayati yang bisa didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini mudah diurai dengan proses alami. Contohnya adalah sampah dapur, sisa makanan, kulit buah, daun, ranting, sayuran, dan buah-buahan.

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar sampah non organik ini tidak bisa diurai oleh alam atau mikroorganisme. Sebagian lainnya, sampah anogranik bisa diurai, namun butuh waktu yang lama. Contoh sampah anorganik yaitu sampah logam dan produk olahannya, sampah plastik, kaca, dan keramik.

Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya. Sampah tersebut bisa merusak dan mencemari lingkungan baik secara langsung atau tidak langsung. Misalnya limbah pabrik, detergen dan pemutih pakaian, pembasmi serangga dan hair spray.

Baca juga : Komisi Energi DPR Siap Bantu Jokowi Akselerasi Kebijakan Energi Terbarukan

Penyebab Sampah

Jika dikalkulasikan, produksi sampah masing-masing negara berdasarkan hitungan per kapita per tahun, rata-rata penggunaan sampah plastik tertinggi dipegang oleh Kuwait (0,69 kg), diikuti Guyana (0,59 kg), Jerman (0,49 kg), Irlandia (0,43 kg), Belanda (0,42 kg), dan Amerika (0,34 kg). Sementara Indonesia relatif jauh di bawahnya dengan angka 0,06 kg. Tapi, negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara yang cenderung memiliki total tumpukan sampah tinggi cenderung memiliki risiko rendah mengalami pencemaran, polusi, maupun kerusakan lingkungan karena sampah. Data menunjukkan, negara-negara yang memiliki masalah dalam mengelola sampah-sampahnya berada di kawasan Asia Timur dan tenggara, terutama China. Indonesia pun termasuk salah satu negara yang masih bermasalah dengan pengelolaan sampahnya, dengan menduduki posisi kedua, di bawah China.

Anggota Komisi IV DPR RI Suhardi Duka menyoroti data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, yang menyebutkan volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton dan tahun 2022, naik mencapai 70 juta ton. Lalu, ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang tidak dikelola. Dari data tersebut bisa disimpulkan bahkan setiap tahun sampah terus meningkat.

Sampah dapat terjadi karena aktivitas manusia sehari-hari, misalnya makan, belanja, mandi, mencuci dan lainnya. Sampah yang dihasilkan adalah sampah organik maupun anorganik, seperti sisa makanan, cairan detergen, serta sampah plastik.

Sebenarnya sampah tersebut tidak akan dapat mencemari lingkungan jika kita mampu mengolahnya dengan baik. Tapi, pada kenyataannya, banyak orang yang menyepelekan masalah sampah. Mulai dari hal yang sederhana saja, seperti membuang sampah sembarangan. Entah itu di sungai, di jalan, ataupun di pot bunga. Dampak dari tindakan tersebut adalah menyebabkan banjir, merusak tanaman ataupun merusak estetika lingkungan. Membuang sampah sembarangan dapat terjadi karena beberapa hal :

  • Karena rendahnya kesadaran diri.
  • Sudah dianggap biasa dan wajar oleh orang lain.
  • Kurangnya sarana dan prasarana, seperti Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
  • Kurangnya Pendidikan tentang pentinya membuang sampah di tempat sampah.
  • Kurangnya dukungan pemerintah dalam pengolahan sampah.

Baca juga : Anggaran Besar, Pemilu 2024 Kudu Lebih Berkualitas

Dampak Buang Sampah Sembarangan

Membuang sampah sembarangan dapat mencemari lingkungan dan secara signifikan mengurangi penggunaan, kenikmatan, dan nilai tempat-tempat umum kita. Tak hanya itu, sampah yang berserakan akan terus menumpuk sehingga menyebabkan tumbuhnya organisme-organisme berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Membuang sampah sembarangan hanya akan membawa dampak buruk bagi lingkungan, bukan hanya menyebabkan penyakit saja, tetapi juga dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Sampah yang dibuang masyarakat ke sungai akan menghambat aliran air sehingga air akan meluap dan terjadi banjir. Selain menyebabkan banjir, tumpukan sampah juga bisa jadi penyebab longsor. Sampah yang tidak pernah diolah dan dibiarkan menggunung akan berisiko longsor terutama karena tekanan dan air hujan yang memiliki intensitas yang tinggi. Hal ini pernah terjadi di TPA Leuwigajah dan membuat puluhan orang tewas.

Dampak lain dari membuang sampah sembarangan adalah polusi. Baik polusi udara, tanah, mapuan air. Polusi udara dampaknya adalah bau yang tidak sedap, mempercepat pemanasan global, dan menyebabkan gangguan pernapasan, karena asap hasil pembakaran sampah mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, seperti karbonmonoksida, formaldehida, arsenik, dioksin, furan, dan VOC. Dampak dari polusi tanah adalah merusak tekstur tanah, menghambat pertumbuhan tanaman, dan banjir. Sedangkan dampak pada polusi air adalah menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air, meracuni ekosisistem di air entah itu di sungai, rawa ataupun di laut.

Membuang sampah sembarangan juga dapat berdampak pada manusia yaitu menyebabkan penyakit. Dari penyakit yang ringan hingga serius, misalnya luka gores, demam berdarah, infeksi, cacingan hingga malaria.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Tetap Perkasa

Solusi 

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Sebagaimana dijelaskan di Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengenai pengelolaan sampah,  bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien

Untuk mengatasi masalah sampah, harus mulai dari hal sederhana dan dalam lingkup yang paling kecil terlebih dahulu. Dimulai dari kesadaran pada diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, lalu merambat ke lingkup keluarga dengan cara menanamkan sikap peduli lingkungan yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan pada lingkup masyarakat dapat dilakukan dengan menempatkan tempat sampah di sepanjang jalan, memberi sanksi orang yang membuang sampah di sungai. Dan di lingkup pemerintah dapat dengan menambah sarana dan prasarana dalam pembuangan sampah, seperti Tempat Pembuangan Sampah (TPS) serta menambah truk pengangkut sampah.

Untuk mengurangi sampah, kita juga harus menerapkan prinsip 4R yaitu reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (daur ulang), dan replace (mengganti).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.