Selesaikan Konflik Pemilu Bisa Pake Nilai-nilai Lokal

 Sebelumnya 
“Pendekatan harus dilakukan melalui budaya, perlu inovasi. Sehebat-hebatnya pemilu didesain pasti ada gesekan. Maka, budaya bisa jadi ruang untuk mendamai­kan, mendinginkan suasana yang panas,” tambah Restu.

Sekjen Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Ichsan Fuadi memastikan, Pemilu 2024 akan tetap diwarnai dengan berbagai konflik. Termasuk, konflik yang berkaitan dengan budaya. “Kita tidak menutup ke­mungkinan adanya kerawanan, konflik,” ujarnya.

Baca juga : Pemerintah Pastikan Pemilu Tepat Waktu

Karena itu, Bawaslu menggandeng berbagai stakeholder, termasuk tokoh masyarakat adat untuk meredam konflik yang terjadi. Hal itu, kata dia, sudah dimulai dari tahapan sekarang hingga nanti pencoblosan.

“Sudah antisipasi. Contohnya, kami ada desa antipolitik uang untuk men­gafirmasi upaya pencegahan konflik,” ungkapnya.

Baca juga : KLB 3 Penyakit, Prof Tjandra Ingatkan Pemerintah Kembali Masifkan Imunisasi Pasca Pandemi

Dia mengatakan, Bawaslu selalu ikut serta mendorong terbangunnya budaya pemilu yang harmoni. Yaitu sebuah tra­disi atau praktik dalam proses demokrasi yang menghargai keberagaman pendapat dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.

“Semua pihak harus saling meng­hormati dan mengedepankan kepent­ingan bangsa. Bukan memecah-belah. Diperlukan peran semua pihak untuk bu­daya yang harmoni,” kata Fuadi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.