Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

KLB 3 Penyakit, Prof Tjandra Ingatkan Pemerintah Kembali Masifkan Imunisasi Pasca Pandemi

Kamis, 23 Februari 2023 15:09 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Garut menambah deretan peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I.

Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, sebelumnya, ada KLB Polio di Pidie, Aceh, yang sampai tercantum dalam Disease Outbreak News (DONs) World Health Organization (WHO).

Ada pula 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan KLB Campak. Tepatnya, 53 KLB campak di 34 kabupaten kota di 12 provinsi.

"Polio, Campak dan sekarang Difteri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), karena itu jelas terjadinya KLB terjadi karena cakupan imunisasi yang rendah pada penduduk," ujar Tjandra, dalam siaran pers yang diterima RM.id, Kamis (23/2).

Baca juga : Tekan Inflasi, Pemerintah Dan BI Siapkan 5 Jurus

Menurut Tjandra, imunisasi memang sempat terlantar pada masa pandemi Covid-19. Dia menyatakan, ketika masih bertugas sebagai Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara, pada pertengahan 2020 yang lalu, negara-negara sudah diingatkan agar tetap menjaga cakupan imuninasi di masyarakat.

"Juga tetap melaksanakan pelayanan kesehatan esensial lainnya," imbuhnya.

Karena kini KLB sudah terlanjur terjadi, dan juga karena situasi pandemi sudah relatif mereda, maka Tjandra menilai, saat ini waktunya untuk meningkatkan maksimal program imunisasi rutin, selain melakukan upaya penanganan KLB secara masif

"Khususnya pada bayi dan anak," ucap mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit serta mantan Kepala Bakitbangkes ini.

Baca juga : Pakar Ingatkan LPSK Ubah Identitas Hingga Lakukan Operasi Plastik

Kemudian, harus diantisipasi kemungkinan peningkatan kasus dan penyebaran di daerah-daerah lain. Berikutnya, pemerintah dan semua pihak harus berantisipasi.

Sedapat mungkin mencegah kemungkinan terjadinya peningkatan kasus dan KLB pada penyakit-penyakit lain di luar polio, campak dan difteri.

Terakhir, untuk meningkatkan program imunisasi secara maksimal maka setidaknya perlu tiga hal.

"Yakni tenaga kesehatan terampil, vaksin dan alat-alat nya seperti cold chain, serta upaya terus menerus mengatasi kelompok masyarakat yang menolak divaksin," beber Prof Tjandra.

Baca juga : Sri Mulyani Sambangi Jepang Bahas Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Selain KLB, yang juga tengah dibicarakan adalah peningkatan kasus Diabetes Melitus, dan tentang anak yang mengalami obesitas.

"Ini semua hanya contoh, sebagian kecil dari tantangan kesehatan kita masihlah amat besar dan kompleks," ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Prof Tjandra berharap, Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan hari ini bisa memberikan solusi terbaik bagi kesehatan anak bangsa. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.