Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

3 Jam Di Istana, Jokowi-Mega Bahas Pemilu

Minggu, 19 Maret 2023 07:58 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung ngobrol di meja bundar, di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3). (Foto: Ist)
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung ngobrol di meja bundar, di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Megawati Soekarnoputri jadi pimpinan parpol berikutnya yang bertemu Presiden Jokowi di tengah isu reshuffle kabinet dan ramainya pembahasan soal copras-capres. Pertemuan Jokowi dengan Ketum PDIP di Istana Negara itu bahkan berlangsung lama, yakni 3 jam. Apa yang dibahas selama itu? Menurut Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Jokowi-Mega salah satunya bahas pemilu. 

Pertemuan Jokowi dengan Megawati digelar di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin siang. Dalam pertemuan itu, Jokowi yang mengenakan kemeja putih ditemani Menteri Sekretaris Kabinet yang juga politisi PDIP, Pramono Anung. Sedangkan Megawati didampingi Hasto. Foto mereka berempat saat sedang berada di meja makan di sebuah ruangan di Istana tersebar di kalangan wartawan. 

Menurut Hasto, pertemuan antara Jokowi-Mega dilakukan dalam suasana kekeluargaan yang penuh keakraban. Meskipun hadir, Hasto mengaku dirinya tidak sampai full mengikuti pertemuan kedua tokoh tersebut. Karena selama 2 jam, pertemuan bersifat tertutup yang hanya diikuti Jokowi dan Mega.

Kedua pemimpin itu membahas berbagai persoalan bangsa. Termasuk membangun kesepahaman terhadap arah masa depan, serta berbagai agenda strategis terkait kebijakan luar negeri menghadapi berbagai tantangan geopolitik; mendorong penguasaan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi.

“Termasuk mewujudkan kedaulatan pangan, sebagai jalan Indonesia berdikari,” ungkap Hasto lewat keterangan tertulisnya, kemarin. 

Hasto menjelaskan, dalam 2 jam pertama, Megawati mengajak Jokowi ke ruangan khusus di Istana yang menyimpan banyak kenangan dengan sosok Presiden RI ke-1 Soekarno. "Bahkan Ibu Mega menunjukkan berbagai hal yang bersifat un-told story kepada Presiden Jokowi. Sekaligus menyampaikan bagaimana ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita Bung Karno bagi Indonesia dan dunia," tutur Hasto.

Baca juga : Harga Beras Masih Mahal, Jokowi Kesal

Usai dua jam berbincang, mereka keluar untuk makan siang. Hasto yang semula menunggu, ikut makan bersama. Dalam acara makan siang itu juga, Pramono Anung ikut bergabung. 

Di meja makan bundar itu, mereka menutup pertemuan. Jokowi dan Mega berdampingan. Sementara Pramono berada di kanan Jokowi, dan Hasto di sisi kiri Mega. 

Sebagai tuan rumah, Jokowi menyuguhkan sayur lodeh, sayur yang menjadi kegemaran Bung Karno. Di atas meja makan itu juga tersedia nasi goreng seafood, sop ayam kampung, dan kerupuk khas Solo sebagai pelengkap.

"Dalam akhir pertemuan, diadakan makan bersama. Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024," ungkap Hasto.

Apaka bahas soal pencapresan? Hasto menegaskan, sesuai keputusan, pencapresan merupakan hak prerogatif Megawati sebagai ketua umum. Menurutnya, Mega yang nanti akan menentukan dan mengumumkan siapa capres yang diusung dalam momentum yang tepat. 

“Ibu Mega yang menentukan siapa calon presiden dan kapan momentumnya. Pak Jokowi juga menunggu kapan Ibu Mega mengambil keputusan,” tegas Hasto. 

Baca juga : Syarikat Islam Waspadai Islamophobia Saat Pemilu 2024

Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menganggap wajar, pertemuan itu dimaksimalkan untuk membahas isu penting terkait politik dan pemilu. Sebagai kader PDIP, Jokowi yang kini menjabat sebagai Presiden dinilai penting untuk diajak bicara oleh Mega. Baik tentang Pemilu secara umum dan tentang kepastiannya, maupun tentang calon yang akan diusung dan kemungkinan koalisi yang akan dibangun.

Menurut Zuhro, putri Bung Karno itu ingin mendengar langsung apakah Pemilu 2024 berlangsung. "Megawati bisa jadi ingin memastikan Pemilu 2024 tidak ditunda," ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Tak kalah pentingnya, Mega yang katanya telah mengantongi nama kader untuk dimajukan PDIP sebagai capres ingin memastikan dapat dukungan dari Jokowi. Hal itu bisa saja ditengarai "politik endorsment" yang dilakukan Jokowi kepada beberapa nama capres belakangan ini.

Sebagai ketua umum, Mega ingin menanyakan langsung perihal manuver politik Jokowi yang beberapa waktu lalu, memamerkan kemesraan ke publik bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Manuver itu bisa saja menimbulkan pertanyaan bagi Megawati. Sehingga untuk itu, ia bertemu Jokowi. Setidaknya untuk memastikan apakah benar dukungan Jokowi ke paslon Prabowo-Ganjar?" tutur Zuhro.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut ada dua hal yang bisa dikomentari dari pertemuan tersebut. Pertama, panggung depan. Keduanya berdiskusi tentang politik kebangsaan, dan cara menghadapi situasi global.

Baca juga : Jokowi-Mega Kasih Selamat

Termasuk misalnya, Indonesia mengedepankan teknologi sebagai bagian dari peningkatan mutu dan kualitas berbangsa dan bernegara. Mungkin juga berbicara tentang Pemilu 2024.

“Karena PDIP sudah secara tegas mengatakan, tidak ingin ada lagi isu-isu terkait penundaan Pemilu, atau jabatan presiden tiga periode. Itu clear," kata Adi.

Kedua, panggung belakang. Menurutnya, di pangung belakang inilah menjadi sesuatu yang prediktif. Tidak semua orang paham dan mengerti apa yang mereka bahas sebenarnya.

Satu-satunya yang bisa diprediksi adalah daru pangung depan. Sangat mungkin kedua tokoh ini berbicara tentang konfigurasi politik 2024. Terutama, kecenderungan politik Jokowi yang selama ini dikaitkan dengan endorsment terhadap Ganjar dan Prabowo. Termasuk kepada Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.

"Dalam konteks itu perlu dikomunikasikan. Karena publik selalu mengaitkan bagaimana sikap politik Jokowi yang sesungguhnya," seloroh Adi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.