Dark/Light Mode

Habib Syakur Puji Densus 88 Gerak Cepat Tangkap Teroris Asal Uzbekistan

Rabu, 12 April 2023 22:21 WIB
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid (Foto: Antara)
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid sangat marah atas kasus penusukan terhadap petugas imigrasi yang dilakukan tiga anggota teroris Katiba Tauhid Wal Jihad (KTWJ) asal Uzbekistan, di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara, Senin (10/4). Habib Syakur memuji Desus 88 Antiteror Polri yang cepat menangkap tiga teroris tersebut.

Habib Syakur menegaskan, masuknya terorisme Katiba Tauhid Wal Jihad asal Uzbekistan adalah bukti nyata keberadaan terorisme Internasional di Indonesia. Bahkan jaringan internasional sudah berani dengan leluasa masuk menyebarkan paham ekstremisme dan radikalisme itu.

"Karena mereka kan orang-orang yang kadar keimanannya itu sesuai dengan permufakatan teroris dan ekstremisme, dan pasti mereka punya tujuan tertentu ingin merusak fondasi kebangsaan kita," ujar Habib Syakur, di Jakarta, Rabu (12/4).

Baca juga : Terima Densus 88, Muhammadiyah Pesan Penindakan Terorisme Harus Objektif

Habib Syakur mengingatkan, saat ini terus terjadi propaganda di dunia internasional, bahwa seakan-akan pemerintah Indonesia anti-Islam. Padahal upaya pemerintah melalui ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya sudah cukup massif dengan mengadakan kegiatan dialog keagamaan internasional.

Habib Syakur sangat mengapresiasi Densus 88 yang secara cekatan mampu menangani masuknya jaringan ekstremisme dan terorisme ke Indonesia. "Kinerja Densus 88 patut diapresiasi setinggi-tingginya," jelas Habib Syakur.

Ia juga mendorong agar dibuat Komunike Bersama antara semua kementerian lembaga di bawah Kemenko Polhukam dalam melawan terorisme ekstremisme, dan penyebaran khilafah. Komunike bersama ini melibatkan koordinasi antara Imigrasi, Kemenkumham, Kejaksaan Agung, Kemenlu, dan Polri untuk membahas kesepakatan khusus dalam penindakan ekstremisme dalam beragama.

Baca juga : Hasil Liga Inggris: Kereta Cepat Mandek, Arsenal Melaju

"Komunike bersama ini perlu untuk penindakan terorisme yang merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang ingin merusak norma-norma Pancasila dan UUD 1945," jelas Habib Syakur.

Ulama asal Malang Raya ini menilai, Bangsa Indonesia harus kampanyekan antipolitisasi identitas di dunia internasional. Kampanye yang berlawanan dengan anti-Islamofobia yang disuarakan Amerika Serikat.

Dalam kampanye antipolitisasi identitas ini, Habib Syakur menilai Presiden Jokowi bisa memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyuarakan ke dunia internasional tentang bahayanya gerakan propaganda terlarang dengan politisasi identitas keagamaan. "Sehingga kita harap tak ada pelaku ekstremisme luar negeri dengan kedok teroris masuk Indonesia, ternyata menyebarkan ekstremisme beragama," ucap Habib Syakur.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.