Dark/Light Mode

Hadiri G20 TIMM Di India, Zulhas Bawa Misi Kerja Sama Dagang

Rabu, 23 Agustus 2023 20:58 WIB
Mendag Zulkifli Hasan. (Dok. Kemendag)
Mendag Zulkifli Hasan. (Dok. Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah membawa misi dagang dalam pertemuan G20 Trade and Investment Ministers's Meeting (G20 TIMM), di India. Pertemuan itu juga bakal membahas pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan global. 

"Saya ke India untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri bidang perdagangan dan investasi negara-negara G20," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, kemarin. 

Zulkifli mengatakan, pertemuan yang bakal digelar di Jaipur, 23-25 Agustus 2023 ini dihadiri para menteri perdagangan dan investasi dari negara-negara G20.

Selain itu, akan digelar juga pertemuan antara pelaku usaha negara-negara G20 atau Business 20 (B20).

"Kami akan duduk dengan para pemimpin perusahaan India dalam Sidang Pleno. Selain isu dagang dan bisnis, akan dibahas juga dampak perkembangan teknologi terhadap bidang ini," kata pria yang biasa disapa Zulhas ini. 

Baca juga : Hasil Sidang AMMTC, Kapolri Teken MoU Kerja Sama Dengan 6 Negara

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengakui, kerja sama Indonesia-India terus ditingkatkan. 

Hal itu sudah dibuktikan dengan pertemuan Zulhas dengan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal di New Delhi, India, beberapa waktu lalu.

Pada pertemuan ini, kedua menteri membahas penguatan kerja sama, khususnya pada lima sektor, yaitu teknologi informasi (IT), kesehatan, tekstil, furnitur, serta pendidikan dan sumber daya manusia.

Zulhas mengungkapkan, India merupakan mitra strategis Indonesia, yakni sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke-4 dan sumber investasi asing terbesar ke-21.

Selain itu, saat ini terjalin ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA) sebagai perjanjian dagang regional.

Baca juga : Mendag Zulhas Minta Inggris Tak Hambat Ekspor Dari Indonesia

"Diharapkan secepatnya kedua negara dapat memulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) bilateral yang telah dijajaki sejak 2020. PTA dapat mengoptimalkan potensi ekonomi kedua negara. Indonesia terbuka untuk merundingkan perjanjian dagang yang berfokus pada isu kepentingan kedua negara," terang Zulhas.

Zulhas berharap, Pemerintah India dapat mempertimbangkan rencana pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk produk serat stapel viskose (VSF) Indonesia.

Produk ini merupakan bahan baku pendukung industri tekstil India yang dapat meningkatkan ekspor tekstil India ke seluruh dunia.

Zulhas mengatakan, produk itu

salah satunya dihasilkan oleh PT Asia Pacific Rayon (APR).

Baca juga : Hadiri G20 Di India, Menkes RI Bahas Tiga Agenda Kesehatan

Perusahaan tersebut, ungkap Zulhas, berminat untuk berinvestasi di India, khususnya dalam pengembangan produk viskose generasi baru (lyocell fibre) dengan kualitas lebih baik dan ramah lingkungan.

"Diharapkan melalui investasi ini, Indonesia dapat turut berperan dalam produksi tekstil berkualitas tinggi di India," tutur Zulhas.

Sementara itu, total perdagangan Indonesia-India pada periode Januari-Juni 2023 tercatat sebesar 13,47 miliar dolar AS.

Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke India sebesar 9,40 miliar dolar AS serta impor Indonesia dari India sebesar 4,05 miliar dolar AS.

Pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai 32,70 miliar dolar AS atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 21,01 miliar dolar AS.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.