Dark/Light Mode

Kedepankan Solidaritas Kemanusiaan untuk Palestina dengan Tepat

Kamis, 16 November 2023 23:28 WIB
Dosen UIN Alauddin Makassar Abdul Rauf Amin (Foto: Istimewa)
Dosen UIN Alauddin Makassar Abdul Rauf Amin (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bangsa Indonesia terus menunjukkan solidaritas kemanusiaan terhadap warga Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel. Semangat dalam kepedulian terhadap sesama manusia adalah lentera yang cahayanya bisa menembus batas suku, ras, bangsa dan agama. Apapun latar belakang seseorang, tidak layak menerima penderitaan seperti yang terjadi pada rakyat Palestina.

Membahas keprihatinan terhadap Palestina, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Abdul Rauf Amin menjelaskan, ada banyak cara untuk menyatakan keprihatinan, dukungan, dan solidaritas terhadap Palestina. Tentunya semua perlu melihat dan mengenali persoalan ini dari perspektif kemanusiaan.

“Mengenali tragedi ini melalui kaca mata kemanusiaan berarti kita sebagai warga negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam, bisa menunjukkan kepeduliannya terhadap siapa pun yang menjadi korban terlepas apa pun bangsa atau agamanya,” jelas Abdul Rauf, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (16/11).

Baca juga : Bagikan Blank Post, Ada Apa Dengan Teuku Ryan?

Menurutnya, perang tidak akan membeda-bedakan dalam membuat kerusakan, entah itu pangkalan militer, sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, ataupun fasilitas publik lainnya. Berbagai kerugian yang ditimbulkan oleh perang tidak lagi memiliki relasi terhadap agama saja, namun berhubungan langsung terhadap aspek kemanusiaan.

Pulis buku Esai-Esai Maqasid Al-Syariah ini juga mengimbau umat harus memiliki kepedulian terhadap sesama manusia. Jangankan Palestina yang mayoritasnya beragama Islam, jika ada orang non Muslim yang dipersekusi kemudian dizalimi, semua memberikan dukungan, baik secara moral maupun material serta dilakukan dengan cara yang tepat.

“Beberapa pihak menunjukkan keprihatinannya dengan cara melakukan unjuk rasa. Selama ini dilakukan dengan bijak, tentu tidak ada salahnya. Tetapi, cara yang lebih efektif adalah bagaimana kita selaku negara Indonesia mengaktifkan jalur diplomasi yang kita miliki,” tuturnya.

Baca juga : Baznas Segera Salurkan Bantuan Dari 15 Lembaga Amil Zakat Untuk Palestina

Dia melanjutkan, Indonesia perlu secara aktif terus mendorong hilangnya agresi militer Israel terhadap Palestina. “Saya kira Indonesia sudah memainkan peranannya dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan Kementerian Luar Negeri yang sangat lantang di PBB menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina,” terangnya.

Soal boikot produk yang terafiliasi dengan Israel, Abdul Rauf belum melihat efektivitasnya. Menurutnya, andaikata produk-produk tersebut memang terbukti punya afiliasi dengan Israel, namun jika barang tersebut sudah masuk ke Indonesia, itu berarti sudah milik kita. Pemboikotan yang serampangan justru hanya akan merugikan warga Indonesia.

“Misalnya sebagai seorang Muslim yang berdagang, saya punya minimarket atau supermarket. Seandainya umat Islam juga memboikot barang yang menjadi dagangan saya, berarti itu sebenarnya tidak memboikot Israel, dia memboikot saya dan merugikan saya. Bila diteruskan, hal itu menjadi kontraproduktif,” imbuh Abdul. 

Baca juga : Prabowo Ingatkan Komitmen Perdamaian Dalam Pertemuan Dengan Menhan Amerika

Ia menambahkan, yang paling efektif, pemboikotan dilakukan sebelum barang itu masuk ke Indonesia. Pemerintah dapat melakukan bargaining terhadap Israel, misalnya dengan mengambil sikap kalau Israel meneruskan agresinya, Indonesia tidak akan mau meng-import produk mereka. Hal ini tentu lebih efektif ketimbang melakukan pemboikotan sporadis pada barang yang sudah terlanjur masuk Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.